Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi jet tempur Rusia (Twitter.com/Минобороны России)

Jakarta, IDN Times - Penyelidikan intelijen Amerika Serikat (AS) yang terbaru dalam krisis Ukraina adalah Rusia merencanakan operasi militer palsu (false flag). Langkah Rusia itu disebut AS sebagai dalih untuk membenarkan invasi ke Ukraina.

Rusia telah menumpuk sekitar 100 ribu pasukan di sekitar Ukraina. Hal itu memicu kekhawatiran AS dan Sekutu Barat, bahwa Moskow akan melancarkan serangan ke Kiev dan menimbulkan ancaman keamanan bagi Eropa.

Ketegangan yang saat ini terjadi sebenarnya sudah dimulai sejak delapan tahun silam, ketika Semenanjung Krimea milik Ukraina dicaplok oleh Rusia.

Moskow telah menyangkal merencanakan serangan ke Ukraina. Mereka hanya menuntut jaminan kemanan jangka panjang berdasarkan hukum, bahwa NATO tidak memperluas ekspansi pengaruhnya ke Eropa Timur.

1. Pembuatan film serangan palsu

ilustrasi pasukan Rusia sedang latihan (Twitter.com/Минобороны России)

Upaya meredakan ketegangan krisis Ukraina terus dilakukan dengan berbagai cara. Jalur diplomasi yang dilakukan pada pertengahan Januari lalu telah mengalami kebuntuan. Saat ini, diplomasi lanjutan masih dilakukan untuk meredakan ketegangan di sekitar Ukraina.

Presiden AS Joe Biden baru-baru ini telah menyetujui untuk mengirim ribuan pasukan AS ke negara-negara Eropa Timur demi melindungi Ukraina. Hal itu disebut Moskow hanya memperkeruh suasana. 

Dalam perkembangan, pejabat AS mengatakan bahwa Rusia telah berencana membuat operasi false flag dengan cara membuat film serangan palsu, dengan gambar grafis ledakan yang menunjukkan banyak korban.

Dilansir BBC, operasi palsu itu nantinya dapat digunakan untuk membenarkan serangan Rusia ke Ukraina. Lokasi operasi false flag dilakukan di Donbas, Ukraina timur yang dikuasai oleh kelompok separatis yang didukung Rusia.

Dengan operasi palsu yang difilmkan tersebut, ada maksud menimbulkan kemarahan terhadap pihak berwenang Ukraina, sehingga ada dalih bagi Rusia untuk membela warga Donbas lalu melancarkan invasi.

Dalam informasi yang disampaikan para pejabat AS, film palsu itu akan menunjukkan mayat dan lokasi yang hancur, peralatan militer Ukraina palsu, dan pesawat nirawak Turki yang digunakan militer Ukraina, serta aktor yang berbahasa Rusia.

2. Rusia dinilai memiliki kecenderungan mencari dalih untuk invasi

Editorial Team

Tonton lebih seru di