Sementara itu, media Barat kembali dituding menerapkan standar ganda menyusul liputan simpatik terhadap tentara Israel yang tewas dalam serangan roket pada Minggu malam, sementara korban sipil dari tragedi di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa tidak mendapatkan cukup perhatian.
Sky News, misalnya, menuai kritik setelah liputan mereka menyebutkan nama empat tentara Israel yang tewas dalam serangan Hizbullah di sebuah pangkalan militer dekat Haifa. Laporan tersebut muncul hanya beberapa jam setelah serangan di rumah sakit dan beredarnya video-video tersebut di media sosial.
“Standar ganda ini sangat menjijikkan. Bagaimana bisa media terus-menerus menghumanisasi tentara IDF yang membunuh dengan menyebutkan nama dan usia mereka, tetapi menyangkal kemanusiaan yang sama bagi orang-orang Palestina dan Lebanon yang mereka bunuh? Di mana daftar harian nama ribuan anak-anak, perempuan, dan laki-laki Palestina yang dibunuh oleh bajingan IDF?” tulis seseorang di X.
Warga Palestina dan komentator pro-Gaza juga menuntut media Barat menyebutkan nama para korban serangan Israel di Gaza, khususnya mereka yang tewas dalam kebakaran di rumah sakit.
“Mengapa nama empat tentara Israel yang terbunuh saat terlibat dalam peperangan bersenjata disebarkan di televisi nasional Inggris, namun tidak dengan nama warga sipil Palestina? Apa jawaban yang mungkin ada, selain bahwa kehidupan Palestina dianggap memiliki nilai yang sangat sedikit?” komentar jurnalis dan aktivis asal Inggris, Owen Jones, dikutip dari TNA.