Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menlu RI Retno Marsudi dengan Menlu II Brunei Darussalam Erywan Yusof (Twitter/@Menlu_RI)

Jakarta, IDN Times - ASEAN Foreign Ministers Meeting (AMM) ke-55 memutuskan Menteri Luar Negeri II Brunei Darussalam, Erywan Yusof, sebagai utusan khusus ASEAN untuk Myanmar. Dengan begitu, Yusof menerima mandat ASEAN sesuai dengan hasil pertemuan kepala negara Asia Tenggara di Jakarta, Indonesia pada April lalu.

Sebagai informasi, pertemuan kepala negara Asia Tenggara menghasilkan five-point consensus, antara lain mendesak junta militer untuk menghentikan kekerasan terhadap warga sipil, membebaskan tahanan politik termasuk penasihat negara Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint, serta menunjuk utusan khusus ASEAN.  

“Kami menyambut baik penunjukkan Menteri Luar Negeri II Brunei Darussalam menjadi utusan khusus Ketua ASEAN untuk Myanmar,” demikian tertuang dalam pernyataan bersama AMM yang diterima IDN Times, Rabu (4/8/2021).

1. Utusan khusus bertugas untuk menengahi junta dengan NUG

Pemimpin Myanmar yang dikudeta Aung San Suu Kyi (ANTARA FOTO/Ye Aung Thu)

Utusan khusus ASEAN bertugas untuk memfasilitasi dialog antara pihak-pihak terkait, yaitu junta militer dengan National Unity Government (NUG) yang merupakan pemerintahan bayangan.

NUG diisi oleh politikus Partai Liga Nasional Demokrasi (NLD) yang berhasil memenangkan pemilu November 2020. Di sisi lain, junta menuding NLD sebagai organisasi terorisme karena menyulut aksi kerusuhan di sejumlah tempat.

ASEAN berharap Myanmar berkomitmen untuk memberi akses penuh kepada utusan khusus dalam menjalankan tugasnya. 

“Utusan khusus akan memulai tugasnya di Myanmar dengan membangun kepercayaan dan keyakinan dengan akses penuh kepada semua pihak. Dan memberikan garis waktu yang jelas tentang pelaksanaan konsensus lima poin,” tambah keterangan tersebut.

2. ASEAN berterima kasih atas dukungan pihak eksternal

Editorial Team

Tonton lebih seru di