AstraZeneca Klaim Vaksin COVID-19 Buatannya yang Dibutuhkan Dunia

Jakarta, IDN Times - Perusahaan farmasi asal Inggris, AstraZeneca, membawa kabar baik bagi dunia medis mengenai vaksin COVID-19. Kandidat vaksin mereka diklaim efektif hingga 70 persen mencegah agar manusia tidak terpapar COVID-19. Tingkat efektivitasnya bisa bertambah menjadi 90 persen dalam kelompok yang lebih kecil, yang diberi suntikan dosis lebih rendah.
Kantor berita Prancis, AFP, Senin 23 November 2020 melaporkan, bila diberi suntikan dua dosis dengan selisih jarak satu bulan, maka tingkat efektivitasnya mencapai 62 persen.
"Temuan ini menunjukkan bahwa kita sudah memiliki sebuah vaksin yang efektif yang bisa menyelamatkan banyak nyawa," ungkap Kepala Penelitian untuk uji klinis vaksin yang diberi nama AZD1222 itu, Andrew Pollard.
Vaksin buatan AstraZeneca menjadi vaksin ketiga yang menunjukkan hasil menjanjikan dalam proses uji klinis tahap ketiga. Dua vaksin lainnya yakni buatan Moderna dan Pfizer yang menunjukkan tingkat efektivitas hingga 95 persen.
Namun, pengajar di Penyakit Menular dan Kesehatan Global Universitas Oxford, Peter Horby, mengklaim bahwa vaksin AZD1222 lebih unggul. Sebab, vaksin buatan AstraZeneca tidak perlu ditaruh di lemari pendingin dengan suhu ekstrem. Vaksin itu hanya cukup didinginkan di lemari pendingin biasa.
"Ini solusi yang lebih mudah untuk digunakan di seluruh dunia," ungkap Horby.
"Yang lebih penting dari apa yang kami dengar, vaksin sepertinya juga mencegah agar tidak terinfeksi (COVID-19), tidak hanya penyakitnya. Hal ini penting bahwa vaksin bisa mengurangi penyebaran virus dan melindungi kaum yang rentan dari penyakit (COVID-19) yang parah," tutur dia lagi.
Kapan vaksin AZD1222 buatan AstraZeneca bisa diedarkan dan diakses publik?
1. AstraZeneca klaim siap produksi 200 juta dosis vaksin COVID-19 pada akhir 2020
Perusahaan farmasi asal Inggris itu mengklaim, sanggup memproduksi 200 juta dosis vaksin COVID-19 pada akhir 2020. Sementara, 700 juta dosis vaksin COVID-19 akan siap pada akhir kuarter pertama 2021.
Namun, publik disarankan tidak terlalu larut dalam euforia. Sebab, sebelum bisa diakses oleh publik, regulator di masing-masing negara harus memberikan izin lebih dulu ke vaksin tersebut.
Sementara, Inggris telah memesan 100 juta vaksin dengan dosis 1,5. Menurut otoritas Inggris, dengan dosis tersebut sudah cukup untuk semua penduduknya. Amerika Serikat juga sudah memesan sebanyak 300 juta dosis, meski vaksinnya belum diproduksi.
Tetapi di sisi lain, baik Inggris maupun AS, tak hanya mengandalkan vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca, mereka juga mengandalkan dengan meneken beberapa kesepakatan pemesanan vaksin COVID-19.
Indonesia juga sempat meneken Letter of Intent (LOI) dengan AstraZeneca pada pertengahan Oktober 2020 lalu. Disaksikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri BUMN Erick Thohir, 100 juta dosis vaksin buatan AstraZeneca digadang-gadang bisa dikirim ke Tanah Air pada pertengahan 2021.
Namun, belakangan kontrak dengan pihak AstraZeneca dinilai tak menguntungkan. Indonesia diwajibkan tetap membayar uang muka sebesar 50 persen pesanan vaksin, meski tak ada jaminan hasil uji klinis tahap ketiga akan berhasil.