Kekeringan di Maroko (twitter.com/Eagle News)
Laporan terbaru menunjukkan bahwa Maroko dilanda kekeringan parah setiap 3 tahun sekali. Hal itu berbeda dengan yang terjadi pada 1990-an, di mana kekeringan terjadi setiap 10 tahun sekali.
Nasib Maroko di tengah kekeringan juga diperparah oleh pandemik COVID-19. Pasokan pangan akan sulit untuk dipenuhi sehingga negara itu harus melakukan impor.
Mohamed-Said Karrouk, profesor klimatologi di Universitas Hassan II di Casablanca, menjelaskan bahwa kekeringan adalah hasil dari pembentukan punggungan khatulistiwa di atas Afrika Utara dan Eropa Barat Daya. Punggungan itu, mencegah kondensasi aliran ke bawah sehingga mempengaruhi tingkat hujan Maroko tahun ini.
Karrouk juga mengatakan bahwa posisi Maroko telah lama dicirikan dengan kekeringan yang berulang, yang berarti bahwa pemerintah harus memperlakukan situasi tersebut sebagai hal yang tak terhindarkan dan menerapkan langkah-langkah dan program untuk mengurangi dampak ketika bencana itu terjadi.