Bendera Belarus di Minsk. (instagram.com/varunupadhyay)
Setelah kemenangan mutlak Lukashenko dalam pemilihan presiden Belarus pada Agustus 2020 lalu, terjadi gelombang demonstrasi besar-besaran di negara pecahan Uni Soviet tersebut. Hal itu membuat ribuan aktivis antipemerintah ditahan dan menunggu persidangan sampai saat ini.
Dilaporkan France24, Pengadilan Grodno di Belarus sudah memulai persidangan secara tertutup kepada 12 aktivis. Semuanya dituduh mempersiapkan aksi terorisme.
Salah satu di antaranya adalah aktivis veteran bernama Nikolai Avtukhovich yang sudah menjalani hukuman penjara selama tujuh tahun. Selain dituding melakukan terorisme, aktivis berusia 59 tahun itu juga didakwa atas kasus pengkhianatan kepada negara.
Sementara itu, hukuman mati di Belarus dilangsungkan secara tertutup dan tidak adanya jumlah resmi dari aparat setempat. Namun, menurut Komite HAM PBB, hukuman mati terakhir di Belarus dilakukan pada 2019 kepada Victor Pavlov yang diduga melakukan pembunuhan dan pencurian.
Selain itu, Belarus menjadi negara terakhir di Eropa yang masih memberlakukan hukuman mati. Meskipun sudah ada moratorium agar eksekusi mati ditiadakan di negara pecahan Uni Soviet tersebut.