Foto Perdana Menteri Australia Scott Morrison dan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga. Sumber: twitter.com/首相官邸
Melansir dari Reuters, kesepakatan pakta pertahanan Ini akan menjadi perjanjian pertama Jepang yang mengizinkan kehadiran militer asing di wilayahnya, sejak status perjanjian pasukan pada tahun 1960 dengan Amerika Serikat, yang membuat Amerika boleh menempatkan kapal perang, jet tempur, dan ribuan pasukan di, dalam dan sekitar Jepang.
Pakta Pertahanan ini disebut Perjanjian Akses Timbal Balik (RAA) dan dibutuhkan enam tahun bagi Jepang dan Australia dalam merundingkan perjanjian tersebut.
Berikut pernyataan Perdana Menteri Jepang mengenai kesepakatan pakta pertahanan.
"Di kawasan Indo-Pasifik, kerja sama pertahanan dan keamanan antara Jepang dan Australia, yang memiliki kemauan dan kapasitas untuk berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas kawasan, menjadi semakin penting. Dengan ini saya mengumumkan bahwa kami pada prinsipnya telah sepakat tentang Perjanjian Akses Timbal Balik, yang telah dirundingakan untuk meningkatkan kerja sama keamanan dan pertahanan antara Jepang dan Australia ke tingkat yang baru." Mengutip dari Reuters
Dan berikut pernyataan Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengenai kerja sama militer dengan Jepang.
"Kemitraan strategis khusus kami menjadi semakin kuat, khususnya karena hari ini kami telah mengambil langkah maju yang signifikan untuk Jepang dan Australia dalam mencapai kesepakatan prinsip tentang perjanjian pertahanan penting, Perjanjian Akses Timbal Balik, ”kata Morrison, yang dikutip dari Reuters.
Melansir dari Japan Times, Jepang dan Australia sebelumnya telah menjalin kerja sama pertahanan di 2007, yang pertama bagi Jepang dengan negara selain AS. Kemudian di 2013 kedua negara sepakat membagi pasokan militer dan di 2017 kerja sama meningkat menjadi termasuk amunisi setelah Jepang melonggarkan pembatasan transfer peralatan senjata.