Ilustrasi kamp pengungsi (pixabay.com/David Mark)
Sistem kendali senjata jarak jauh itu dipasang seiring meningkatnya kerusuhan di Tepi Barat. Terlebih, pemilu Israel yang dimenangkan aliansi partai ultranasionalis dari mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah menimbulkan kekhawatiran, ihwal lebih banyak kekerasan di wilayah konflik itu.
Dua menara kembar, yang masing-masing dilengkapi lensa pengawas dan senapan, baru-baru ini dipasang senjata canggih. Menara yang dijaga oleh pasukan Israel Itu juga dilengkapi dengan kamera pengintai yang dipasang menghadap ke kamp pengungsi di Al-Aroub di Tepi Barat selatan.
Bulan lalu, militer Israel juga menempatkan robot di dekat kota Hebron. Wilayah itu sering terjadi bentrokan antara pasukannya dengan warga Palestina. Namun pihaknya menolak menanggapi terkait rencana penyebaran sistem serupa di tempat lain di Tepi Barat.
Aktivis Palestina, Issa Amro, mengatakan bahwa warga Hebron khawatir atas robot tersebut. Sebab, ada kemungkinan penyalahgunaan atau diretas pada situasi yang mengancam. Masyarakat juga benci atas perlakuan yang dianggapnya sebagai uji coba senjata terhadap warga sipil.
“Kami bukan pelatihan dan simulasi untuk perusahaan Israel, ini adalah sesuatu yang baru yang harus dihentikan,” kata aktivis itu.
Tidak ada pasukan Israel yang berada di samping robot itu. Sebaliknya, senjata itu dikendalikan dengan remote control oleh tentara yang berjaga di dalam menara, yang sewaktu-waktu dapat menembak sasarannya.