Moskow, IDN Times – Konflik antara Azerbaijan dan Armenia masih terus berlangsung. Konflik yang sejak awal telah dikhawatirkan bakal meluas itu, telah tiga kali terjadi kesepakatan untuk melakukan gencatan senajata sementara. Namun, tiga kali kesepakatan tersebut rupanya gagal membuat dua belah pihak merundingkan perdamaian.
Luka diantara dua pihak, Azerbaijan dan Armenia, barangkali sudah terlalu dalam. Pada fase pertama konflik yang terjadi diantara dua negara bekas Uni Soviet itu, terjadi pada tahun 1990-an. Konflik tersebut disebut sebagai salah satu konflik paling berdarah setelah Perang Dunia kedua. Lebih dari 30.000 orang meninggal karena insiden itu.
Kini, konflik terjadi lagi. Azerbaijan tetap tidak mau menerima kehadiran bangsa Armenia yang telah menduduki wilayahnya di Nagorno-Karabakh. Armenia sendiri terus membela warganya yang berada di wilayah tersebut, sebuah wilayah yang secara internasional diakui milik Azerbaijan tetapi diduduki oleh sebagian besar bangsa Armenia. Konflik terus berlangsung dan korban dari kedua belah pihak terus bertambah.