Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Angin Topan (IDN Times/Mardya Shakti)
Ilustrasi Angin Topan (IDN Times/Mardya Shakti)

Jakarta, IDN Times - Badai topan Freddy kembali menghantam Mozambik dan Malawi. Pada Selasa (14/3/2023), tercatat lebih dari 100 orang meninggal dunia.

Melansir Reuters, badai yang memicu angin kencang dan hujan lebat itu menghantam Mozambik tengah pada Sabtu dan merusak setiap atap bangunan, serta memicu banjir di sekitar pelabuhan Quelimane. 

Badai itu kemudian menghantam pedalaman Malawi dengan hujan lebat dan menyebabkan tanah longsor.

Belum jelas tingkat kerusakan dan korban jiwa secara keseluruhan di Mozambik. Hal ini karena adanya gangguan jaringan listrik dan telekomunikasi di beberapa daerah yang terdampak badai.

1. Tercatat 99 orang tewas di Malawi

Ilustrasi banjir (unsplash.com/Chris Gallagher)

Komisaris Departemen Urusan Manajemen Bencana, Charles Kalemba, mengatakan badai tersebut menewaskan 99 orang di Malawi, termasuk 85 di antaranya di distrik Blantyre.

Sementara, Direktur Doctors Without Borders (MSF) Marion Pechayre melaporkan, rumah sakit pusat di Blantyre telah menerima setidaknya 60 jenazah pada sore waktu setempat. 

Pechayre mengatakan, sekitar 200 orang yang terluka sedang dirawat dirumah sakit. Ia pun menambahkan, mereka terluka akibat pohon tumbang, tanah longsor dan banjir bandang.

"Banyak rumah beratapkan seng berlumuran lumpur, jadi atapnya jatuh menimpa kepala orang," kata Pechayre.

Juru bicara kepolisian, Peter Kalaya, mengatakan tim penyelamat telah mencari warga di Chilobew dan Ndirande. Diketahui, dua kota di Blantyre itu terkena dampak parah. Ini karena hujan di sana masih berlanjut pada Senin dan banyak warga bertahan tanpa arus listrik.

"Beberapa orang hilang dikhawatirkan tertimbun reruntuhan," ujar Kalaya.

2. Setidaknya 10 orang tewas di Mozambik

Ilustrasi Longsor (IDN Times/Mardya Shakti)

Pejabat Institut Nasional Manajemen Risiko Bencana provinsi Zambezia di Mozambik, Nelson Ludovico, mengatakan setidaknya 10 orang tewas di wilayah tersebut. Ia pun menambahkan angka itu masih bersifat sementara.

"Situasinya kritis di provinsi Zambezia. Kami tidak dapat memberikan gambaran akurat tentang skala kerusakan karena tidak ada komunikasi dengan semua wilayah," kata Menteri Kesehatan Mozambik, Armindo Tiago.

Hingga kini, korban tewas akibat badai Freddy di Mozambik, Malawi dan Madagaskar sekitar 136 orang, terhitung sejak badai muncul pertama kali pada Februari.

3. Banjir di Mozambik bisa memicu penyakit

Kepala advokasi, komunikasi dan kemitraan untuk UNICEF di Mozambik, Guy Taylor, mengatakan pihaknya tidak memiliki kapasitas untuk menangani bencana sebesar ini.

"Kami melihat banyak bangunan dan klinik yang hancur. Rumah-rumah penduduk atapnya robek ditiup angin. Bahkan sebelum topan melanda, kami melihat banjir lokal," kata Taylor di Quelimane, dilansir Mail Times.

Taylor menambahkan, angin telah mereda pada Senin, namun banjir masih merendam Quelimane dan telah menghancurkan tanaman. Kondisi tersebut, kata taylor, berisiko menimbulkan penyakit menular melalui air.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team