Program Observasi Bumi, Layanan Manajemen Darurat Copernicus yang dimiliki Uni Eropa, telah diaktifkan untuk memantau serta memberikan penilaian tingkat banjir dan kerusakannya. Layanan tersebut memetakan daerah banjir di Ambatoboeny, Analaiva, Andapa, Belo sur Tsiribihina, Mahajanga, Maintirano, Mampikony, Mananjary, Maroantsetra dan Morombe.
Dilansir Floodlist, sebanyak 26.397 rumah terendam air atau rusak, dan sebanyak 1.073 rumah serta 199 sekolah hancur total.
Usai badai itu melintas dan menyisakan kengerian di banyak tempat, dampak lainnya adalah naiknya harga bahan pokok. Veronique Mamitiana, seorang guru di kota Mahajanga, mengungkap bagaimana harga barang-barang meningkat drastis.
"Harga sayuran dan beras meningkat pesat setelah badai dengan harga tomat naik empat kali lipat. Para pedagang mengatakan itu karena jalan nasional terputus," kata Mamitiana.
Pihak berwenang setempat menjelaskan, pasokan makanan penting saat ini sedang didistribusikan untuk membantu mendukung para korban banjir dan longsor yang sangat membutuhkan.