Masalah Rohingya masih menjadi pekerjaan yang belum terselesaikan oleh pemerintah Myanmar. Sebelumnya, operasi militer Myanmar terhadap kelompok separatis di negara bagian Rakhine menyisakan nestapa buat etnis minoritas Rohingya.
Dikutip Thenation.com, ribuan rumah etnis Rohingya dibakar dan diduga belasan perempuan diperkosa. Namun, Militer Myanmar menepis tudingan tersebut. Nestapa kembali menyapa warga Rohingya setelah insiden pembunuhan sembilan prajurit penjaga perbatasan Myanmar, 9 Oktober 2016 silam.
Sejak saat itu 100 orang tewas terbunuh, ratusan ditahan di penjara militer dan lebih dari 150.000 pengungsi dibiarkan tanpa makanan dan obat-obatan. Belasan perempuan juga mengaku diperkosa. Sebanyak 1.200 bangunan rata dengan tanah dan 30.000 orang melarikan diri.
U Aung Win, pejabat yang ditugaskan menyelidiki insiden 9 Oktober 2016 mengatakan para serdadu tidak akan memerkosa perempuan Rohingya karena mereka sangat kotor. Myanmar punya sejarah panjang mengebiri hak sipil etnis Rohingya.
Minoritas muslim di Rakhine itu tidak diakui sebagai warga negara dan sebab itu kehilangan hak untuk menikah secara resmi, mendapat pendidikan layak atau bahkan beribadah.