Bahas Ketegangan Ukraina, AS-Rusia Bertemu di Jenewa

Jakarta, IDN Times - Pekan ini adalah pekan yang penting dalam memutuskan untuk mengurai masalah ketegangan di Ukraina. Amerika Serikat (AS) dan Rusia akan melakukan pertemuan tiga tahap untuk membahas ketegangan itu.
Pada 10 Januari 2022, AS dan Rusia melakukan pertemuan pada tahap pertama di Jenewa. Tapi dalam pertemuan itu, tidak ada kemajuan yang berarti dalam upaya diplomasi.
Delegasi Rusia yang menuntut NATO tidak menerima Ukraina jadi anggota, ditolak oleh delegasi AS. Meski begitu, AS disebut akan melakukan negosiasi tambahan dengan Rusia.
Pertemuan tahap kedua dan tahap ketiga akan melibatkan Rusia dengan NATO dan Rusia dengan Organization for Security and Co-operation in Europe (OSCE).
1. Tidak ada kemajuan dalam diplomasi AS-Rusia di Jenewa
Rusia yang menumpuk sekitar 100.000 pasukan di dekat perbatasan timur Ukraina telah menimbulkan kekhawatiran dapat memicu perang besar. AS sebagai mitra Ukraina, mengancam akan menjatuhkan sanksi berat ke Rusia jika melakukan invasi ke Ukraina.
Rusia membantah memiliki rencana invasi. Rusia hanya ingin mendapatkan jaminan keamanan jangka panjang berdasarkan hukum, atas ancaman keamanan yang ditimbulkan AS dan sekutu NATO.
Proposal jaminan keamanan yang dibuat Moskow telah diberikan kepada AS pada pertengahan Desember 2021. Pekan ini, proposal itu akan dibahas dalam tiga tahap pertemuan. Pada hari Senin (10/1/22), delegasi AS bertemu dengan delegasi Rusia di Jenewa dalam pertemuan tahap pertama.
Dilansir Al Jazeera, diplomasi itu mulai dilakukan sesaat sebelum pukul 08:00 waktu setempat. Pembicaraan dua perwakilan negara berlangsung selama hampir delapan jam. Tapi dalam waktu tersebut, tidak ada kemajuan berarti untuk bersepakat.
Ketua delegasi Rusia adalah Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov dan AS dipimpin oleh Wakil Menteri Luar Negeri Wendy Sherman.
Ryabkov mengatakan "sayangnya kami memiliki perbedaan besar dalam pendekatan prinsip kami untuk ini. AS dan Rusia dalam beberapa hal memiliki pandangan yang berlawanan tentang apa yang perlu dilakukan."
Dalam pertemuan tersebut, tidak ada pihak yang mengatakan bahwa itu adalah pertemuan yang berakhir kegagalan. Tapi juga tidak ada pihak yang menawarkan pilihan meredakan kebuntuan yang mengkhawatirkan atas penumpukan pasukan Rusia, yang dilihat Barat sebagai ancaman mendasar keamanan Eropa.