Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kutub (unsplash.com/66 North)

Jakarta, IDN Times - Institut Meteorologi Finlandia telah menerbitkan laporan penelitian terbaru pada Kamis (11/8/2022) tentang Kutub Utara. Dalam penelitian itu, dijelaskan laju peningkatan suhu di sekitar Kutub Utara meningkat empat kali lebih cepat dibanding bagian lain dari Bumi.

Penelitian yang dilakukan para ilmuwan itu menganalisis tren suhu di Lingkaran Arktik antara 1979-2021. Mereka mendapati temuan mengejutkan dengan tingkat pemanasan sangat tinggi, terutama Laut Barents, yang menghangat tujuh kali lebih cepat dari rata-rata global.

Perubahan iklim membuat hilangnya es di Kutub Utara dan dikhawatirkan akan meningkatkan pemanasan global yang berdampak pada seluruh manusia.

1. Kutub Utara lebih sensitif terhadap pemanasan global

ilustrasi (Unsplash.com/Alexander Hafemann)

Secara rinci, para ilmuwan telah keliru memperkirakan kenaikan suhu di sekitar Kutub Utara. Sebelumnya, mereka berpendapat bahwa wilayah itu akan memanas sekitar dua kali lebih cepat dari tempat lain di bumi.

Namun dalam penelitian terbaru, melansir NPR, dalam 43 tahun terakhir, wilayah tersebut rupanya telah menghangat 3,8 kali lebih cepat dari pada planet bumi secara keseluruhan. Ini jauh lebih cepat dari yang diperkirakan.

"Kutub Utara lebih sensitif terhadap pemanasan global dari pada yang diperkirakan sebelumnya," kata Mika Rantanen dari Institut Meteorologi Finlandia.

Beberapa hal yang disebut berkontribusi pada percepatan pemanasan itu adalah gelombang panas yang menerpa ujung utara Eropa dan memicu kebakaran hutan serta pencairan es yang meliputi Alaska, Kutub Utara Kanada, Greenland, Skandinavia dan Siberia.

2. Pemanasan di Kutub Utara akan pengaruhi semua manusia

Editorial Team

Tonton lebih seru di