Selain tuduhan pembunuhan yang dialamatkan kepada pemilik, pabrik tersebut diduga telah mempekerjakan anak-anak di bawah umur. Beberapa keluarga dan para pekerja yang bisa menyelamatkan diri, mereka menunggu kawan atau saudaranya selama berjam-jam di luar pabrik sementara para petugas penyelamat dan pemadam kebakaran bekerja.
Laizu Begum, salah satu pekerja yang memiliki keponakan dan juga bekerja di pabrik makanan itu mengatakan "kami mendengar pintu lantai tempat keponakan saya bekerja digembok. Kemudian kami menyadari setelah melihat seberapa besar apinya, kemungkinan dia sudah mati," katanya seperti dikutip Straits Times. Keponakan Begum berusia 11 tahun.
Selain keponakan Begum ada beberapa keluarga yang mencari anak-anaknya di rumah sakit Dhaka Medical College dengan membawa foto. Bilal Hossain, mengambil jenazah putrinya yang berusia 14 tahun bernama Mitu Atker dan Chandu Mia memegang foto putrinya yang berusia 15 tahun sambil mengatakan "saya tidak yakin apakah dia masih hidup."
Menteri Tenaga Kerja yang bernama Monnujan Sufian mengatakan "jika terbukti ada pekerja anak, kami akan menindak pemilik dan pengawasnya."
Bangladesh tekenal dengan gaji pekerja yang rendah. Para pekerja di pabrik Hashem Foods yang terbakar itu mendapatkan bayaran 20 taka atau setara Rp4.111 per jam atau sekitar Rp32.888 dalam sehari (standar jam kerja 8 jam). Jumlah bayaran dengan nominal itu diberikan kepada mereka yang masih anak-anak, menurut pengakuan para keluarga.