Ilustrasi fasilitas nuklir (Pexels.com/Markus Distelrath)
Kepala Rosatom Aleksey Likhachev, yang menyerahkan uranium itu kepada Menteri Sains dan Teknologi Bangladesh Yeafesh Osman, tidak menjelaskan rincian jumlah bahan bakar yang dikirim.
Dilansir France24, Putin mengatakan Bangladesh adalah teman dan mitra jangka panjang.
Di sisi lain, PM Hasina menggambarkan penerimaan uranium itu sebagai pencapaian ambisi nuklir negaranya. Dia juga mengucapkan terima kasih atas bimbingan dan bantuan Putin.
Rooppur mulai dibangun pada 2017. Reaktor pertama dijadwalkan akan mulai beroperasi tahun depan dan reaktor kedua sepenuhnya beroperasi pada 2025. Pinjaman dari Moskow membiayai 90 persen konstruksi dan Dhaka akan mulai membayarnya pada 2027.
Bangladesh telah menerima tekanan bertubi-tubi terhadap krisis energi dengan pemadaman bergilir dan melonjaknya kenaikan harga. Negara itu masih memiliki beberapa pembangkit listrik batu bara dan gas yang sedang dibangun, tapi ingin mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil.
PLTN jadi pilihan Dhaka sebagai upaya kesulitan negara itu untuk membeli bahan bakar fosil. Selain itu, PLTN juga diharapkan sebagai cara perjuangan melawan perubahan iklim.
"Ini akan membantu Bangladesh mengurangi emisi karbon secara signifikan pada 2030," kata Shawkat Akbar, kepala pabrik Rooppur.