Menteri keuangan El Salvador, Alejandro Zelaya berbicara dalam konferensi pers tentang Bitcoin di San Salvador, pada 16 Juni 2021. (Twitter.com/Ministerio de Hacienda)
Dilansir France 24, selain meminta bantuan ke Bank Dunia, El Salvador juga meminta bantuan ke Dana Moneter Internasional (IMF). Dalam pembicaraan dengan IMF untuk bantuan keuangan tambahan, Zelaya menggambarkan bahwa diskusi baru-baru ini dengan IMF telah berhasil, mencatat bahwa pejabat IMF tidak menentang penggunaan Bitcoin, tetapi ingin mengukur kemungkinan dampaknya.
Namun, IMF pekan lalu menyampaikan kekhawatiran tentang penggunaan mata uang kripto.
"Adopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah menimbulkan sejumlah masalah ekonomi makro, keuangan dan hukum yang memerlukan analisis yang sangat hati-hati," kata juru bicara IMF Gerry Rice kepada wartawan pekan lalu setelah keputusan El Salvador, mencatat "risiko signifikan" yang ditimbulkan oleh aset kripto.
Dilansir Reuters, investor El Salvador telah menuntut premi yang lebih tinggi untuk menahan hutang, di tengah meningkatnya kekhawatiran atas penyelesaian kesepakatan IMF, kunci untuk menambal kesenjangan anggaran hingga 2023.
Siobhan Morden, kepala strategi pendapatan tetap Amerika Latin di Amherst Pierpont Securities di New York, mengatakan bahwa negara itu yang menarik diri dari perjanjian anti korupsi dengan Organisasi Negara-negara Amerika telah membuat pemerintah AS kecewa, karena Washington berupaya membendung korupsi di Amerika Tengah sebagai bagian dari kebijakan imigrasinya. Menurut Morden, tindakan El Salvador telah merusak sentimen investor secara permanen.