Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
gunung Everest (unsplash.com/Martin Jernberg)

Jakarta, IDN Times - Nepal didesak untuk memperketat aturan pendakian gunung Everest demi menekan korban jiwa. Sedikitnya 12 pendaki tewas dan 5 lainnya hilang di gunung tersebut selama musim pendakian tahun ini. Adapun musim kali ini dianggap paling mematikan sejak gempa bumi yang memicu longsoran salju dan menewaskan 18 pendaki pada 2015.

Guy Cotter, pemandu senior dari Selandia Baru yang telah mendaki Everest lima kali, mengatakan bahwa masalah juga disebabkan oleh pendaki lemah yang dipandu oleh operator ekspedisi yang kurang berpengalaman.

"Klien terlemah dengan operator yang kurang berpengalaman adalah bagian dari masalah. Klien harus memiliki standar pendakian minimum dengan pendakian yang sudah terbukti sebelum datang ke Everest," kata Cotter pada Minggu (4/6/2023), dikutip dari Reuters.

Menurut pria berusia 69 tahun itu, operator yang memandu pendaki juga harus memenuhi standar peralatan dan staf minimum.

"Ada banyak operator yang membawa klien ke Everest tetapi tidak mengerti bagaimana menghindari insiden yang terjadi dan ketika terjadi kesalahan, mereka tidak memiliki proses untuk mengatasi masalah tersebut," tambahnya.

1. Cuaca yang tidak bersahabat menjadi penyebab utama banyaknya korban tewas dan hilang

Menurut Database Himalaya, sebanyak 12 orang telah dipastikan tewas dalam ekspedisi Everest musim ini. Sementara itu, lima lainnya hilang dan diduga tewas, karena tidak ada kontak yang dilakukan, setidaknya selama lima hari.

“Secara keseluruhan tahun ini kami kehilangan 17 orang di gunung musim ini. Penyebab utamanya adalah perubahan cuaca. Musim ini kondisi cuaca tidak mendukung, sangat bervariasi. Perubahan iklim berdampak besar di pegunungan," kata Yuba Raj Khatiwada, Direktur Departemen Pariwisata Nepal, dikutip dari The Guardian.

Di antara mereka yang meninggal saat mendaki Everest tahun ini adalah Jason Kennison, seorang mekanik berusia 40 tahun dari Australia, seorang dokter Kanada, Pieter Swart, dan tiga Sherpa Nepal yang meninggal dalam longsoran salju pada April.

Mereka yang hilang termasuk pendaki solo Hungaria Suhajda Szilárd, yang mendaki gunung tanpa pemandu sherpa atau oksigen tambahan, dan pendaki India-Singapura yang dikhawatirkan terjatuh dari gunung.

2. Nepal dikritik karena keluarkan banyak izin bagi para pendaki tahun ini

Editorial Team

Tonton lebih seru di