Kepala tim kampanye Donald Trump, Paul Manafort, menyatakan pengunduran diri di bawah bayang-bayang investigasi korupsi Ukraina pada hari jumat 19 Agustus 2016 kemarin.
Dilansir The Guardian, kepergian ahli strategi yang pernah menjadi penasihat sejumlah kandidat presiden hingga ke masa Gerald Ford ini menyusul laporan sejumlah media terkait krisis terhadap kampanye Donald Trump.
Trump membenarkan bahwa dirinya telah menerima pengunduran diri Paul Manafort. Trump menyatakan terima kasihnya kepada Manafort dan menyebutnya sebagai seorang profesional sejati. Trump merekrut Manafort, yang pernah menjadi penasihat presiden terguling Ukraina Viktor Yanukovych, untuk mengelola konvensi Partai Republik.
Perekrutan Manafort itu menjadi awal kembalinya pria itu ke kancah politik kelas atas Partai Republik dalam 20 tahun terakhir. Namun Trump dan Manafort sepertinya harus menyesali kerja sama ini.
Manafort mendapatkan pujian karena mampu mengubah Donald Trump, pengusaha yang kerap melempar retorika dan belum pernah duduk di pemerintahan menjadi sosok yang bisa diterima pemilik suara.
Namun, serangkaian kontroversi dan kesalahan besar yang dilakukan miliarder asal New York, termasuk pertengkaran dengan orangtua prajurit AS beragama Islam yang gugur di Irak membuat elektabilitas Trump terus merosot. Menurut jajak pendapat yang digelar Real Clear Politics, kandidat Partai Demokrat Hillary Clinton kini unggul dengan perolehan suara 47,2 persen dibanding Trump yang hanya 41,2 persen.