Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi maskapai Qantas (unsplash.com/joshwithers)
ilustrasi maskapai Qantas (unsplash.com/joshwithers)

Intinya sih...

  • Maskapai tersebut mengetahui pelanggaran setelah mendeteksi aktivitas yang tidak biasa dan segera bertindak untuk mengatasinya. Tidak ada dampak pada operasi atau keselamatan penumpang.

  • Harga saham Qantas anjlok. kHarga saham Qantas turun 3,5 persen dalam perdagangan pagi. Pelanggaran ini membawa perhatian yang tidak diinginkan kepada Qantas yang sedang berusaha mendapatkan kepercayaan publik.

  • Qantas akan bertanggung jawabCEO Qantas Vanessa Hudson telah meningkatkan reputasi publik maskapai tersebut sejak tahun 2023. Pihaknya telah memberitahu lembaga terkait dan menyatakan bahwa peretas tidak mengakses informasi sensitif

Jakarta, IDN Times - Seorang peretas dunia maya membobol basis data berisi informasi pribadi jutaan pelanggan maskapai penerbangan Qantas. Aksi hacker ini menjadi pelanggaran terbesar di Australia selama bertahun-tahun, dan kemunduran bagi maskapai penerbangan tersebut.

"Peretas menargetkan pusat panggilan dan memperoleh akses ke platform layanan pelanggan pihak ketiga yang berisi 6 juta nama, alamat email, nomor telepon, tanggal lahir, dan nomor frequent flyer," kata maskapai tersebut dalam sebuah pernyataan, Rabu (2/7/2025).

Dikutip dari Channel News Asia, maskapai penerbangan tersebut tidak menyebutkan lokasi pusat panggilan atau pelanggan yang informasinya dikompromikan.

1. Qantas segera bertindak

qantas airways (pixabay.com/moerschy)

Maskapai tersebut mengatakan, mereka mengetahui pelanggaran tersebut setelah mendeteksi aktivitas yang tidak biasa pada platform tersebut dan segera bertindak untuk mengatasinya.

"Kami terus menyelidiki proposi data yang telah dicuri, meskipun kami memperkirakan jumlahnya akan signifikan" ucap Qantas.

Mereka melaporkan, tak ada dampak pada operasi atau keselamatan penumpang.

2. Harga saham Qantas anjlok

ilustrasi saham (unsplash.com/Behnam Norouzi)

Harga saham Qantas turun 3,5 persen dalam perdagangan pagi dibandingkan dengan kenaikan 0,4 persen di pasar yang lebih luas.

Pelanggaran ini merupakan pelanggaran paling terkenal di Australia sejak pelanggaran yang dilakukan operator jaringan telekomunikasi Optus dan pemimpin asuransi kesehatan Medibank pada tahun 2022 mendorong undang-undang ketahanan siber termasuk pelaporan wajib atas kepatuhan dan insiden.

Pelanggaran ini membawa perhatian yang tidak diinginkan kepada Qantas yang berusaha mendapatkan kepercayaan publik. Terlebih usai tindakan selama dan setelah pandemi Covid-19 membuatnya jatuh pada tabel liga maskapai penerbangan dan merek.

Qantas diketahui telah memecat ribuan pekerja darat secara ilegal selama penutupan perbatasan tahun 2020 saat mengumpulkan pembayaran stimulus pemerintah. Maskapai ini juga mengakui menjual ribuan tiket untuk penerbangan yang telah dibatalkan.

Maskapai ini menarik kemarahan politisi oposisi yang mengatakan bahwa maskapai ini melobi pemerintah federal pada tahun 2022 untuk menolak permintaan dari Qatar Airways untuk menjual lebih banyak penerbangan. Qantas membantah telah menekan pemerintah yang akhirnya menolak permintaan tersebut - sebuah langkah yang menurut regulator konsumen merugikan persaingan harga.

3. Qantas akan bertanggung jawab

Ilustrasi maskapai nasional Australia, Qantas. (Pexels.com/Pascal Renet)

CEO Qantas Vanessa Hudson telah meningkatkan reputasi publik maskapai tersebut sejak menjabat pada tahun 2023. "Kami menyadari ketidakpastian yang akan ditimbulkannya," kata Hudson tentang pelanggaran data tersebut.

"Pelanggan kami mempercayakan informasi pribadi mereka kepada kami dan kami menganggap serius tanggung jawab itu," imbuh Hudson.

Qantas mengatakan pihaknya telah memberi tahu Pusat Keamanan Siber Australia (ACSC), Kantor Komisioner Informasi Australia (OAIC), dan Kepolisian Federal Australia (AFP). Maskapai penerbangan tersebut mengatakan peretas tidak mengakses akun frequent flyer atau kata sandi pelanggan, nomor PIN, atau detail log in.

Editorial Team

EditorSunariyah