Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi batu berlian. (Unsplash.com/EdgarSoto)

Johannesburg, IDN Times - Baru-baru ini Afrika Selatan (Afsel) dihebohkan dengan sebuah penemuan batu permata misterius yang dikira adalah sebuah berlian. Dikarenakan hal tersebut, ribuan orang berbondong-bondong pergi ke KwaHlathi, sebuah daerah di tenggara kota Johannesburg untuk mencari keberuntungan. Bagaimana kronologinya?

1. Ribuan orang Afrika Selatan berharap dapat menghasilkan uang, ternyata yang digali bukanlah berlian melainkan kuarsa

Bendera Afrika Selatan. (Unsplash.com/Den Harrson)

Ribuan orang dari seluruh Afrika Selatan mengunjungi sebuah desa terpencil bernama desa KwaHlathi yang terletak lebih dari 300 km (186 mil) tenggara Johannesburg. Mereka menggali dengan cangkul dan sekop sejak 12 Juni setelah sebelumnya seorang penggembala ternak pertama kali menemukan batu misterius di provinsi KwaZulu-Natal yang dikira adalah berlian.

Batu misterius yang memikat ribuan pencari keberuntungan ke desa pedesaan Afrika Selatan bukanlah berlian seperti yang diharapkan, melainkan kristal kuarsa dengan nilainya yang relatif jauh lebih rendah, ungkap para pejabat pada hari Minggu (20/6/2021), dilansir The Guardian.

Dilansir ABC News, Disebabkan hal tersebut, mendorong pemerintah secara terburu-buru untuk mengirim geoscientist dan ahli pertambangan guna mengumpulkan sampel untuk pengujian.

Hasilnya pun menghancurkan impian para penggali yang berharap bisa menghasilkan banyak uang.

2. Penggalian ini tidak hanya berisiko pada penyebaran COVID-19, tapi juga degradasi lingkungan

Ilustrasi batu berlian. (Unsplash.com/EdgarSoto)

Dilansir The Guardian, Ravi Pillay selaku anggota dewan eksekutif provinsi untuk pengemban ekonomi dan parisiwata, menyatakan bahwa dia telah menghitung sekitar 3.000 orang di sana selama kunjungan ke lokasi, di mana sampel diambil untuk mengidentifikasi batu.

"Tes yang dilakukan secara meyakinkan mengungkapkan bahwa batu-batu yang ditemukan tersebut bukan berlian seperti yang diharapkan beberapa orang. Nilai, jika ada dari kristal kuarsa belum ditetapkan tetapi harus disebutkan bahwa nilai kristal kuarsa sangat rendah dibandingkan dengan berlian," ungkapnya.

Pillay juga menambahkan, Jumlah orang yang menambang di lahan tersebut telah berkurang menjadi kurang dari 500 orang. Meskipun telah terjadi kerusakan signifikan dengan area sekitar 5 hektar (12 hektar) yang dilubangi hingga satu meter yang dapat menimbulkan bahaya bagi ternak.

Mereka yang terus menambang, akan didorong untuk pergi karena akan berdampak pada situasi yang berisiko penyebaran COVID-19 dan degradasi lingkungan, serta penegakan hukum dapat diambil jika perlu.

3. Dipicu oleh rasa frustasi yang mendalam dari masyarakat yang putus asa akibat kemiskinan

Ilustrasi kemiskinan di Afrika Selatan. (Pexels.com/Dazzle Jam)

Perburuan berlian menyoroti tantangan sosial ekonomi yang dihadapi masyarakat setempat, seperti banyak daerah di Afrika Selatan yang telah berjuang dengan puluhan tahun pengangguran dan kemiskinan yang tinggi dan diperparah oleh pandemi virus corona. Perburuan tersebut juga menunjukkan rasa frustasi yang mendalam dari masyarakat untuk bagaimana caranya keluar dari kemiskinan.

Orang-orang di daerah itu juga menyuarakan keprihatinan tentang kualitas jalan dan akses air selama kunjungan para pejabat yang menurut pejabat setempat telah berjanji untuk menanggapi isu-isu yang diangkat oleh masyarakat.

Kejadian tentang ditemukannya batu misterius yang sebelumnya dikira berlian dan ternyata kristal kuarsa, telah mengirimkan sebuah harapan ke salah satu wilayah termiskin di Afrika Selatan dan sebenarnya sangat ironi dengan kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Afrika Selatan yang terkenal dengan kekayaan mineralnya.

Akan tetapi, Afrika Selatan masih menderita tingkat ketimpangan ekonomi yang tinggi di tengah pandemi virus corona yang sedang berlangsung.

Dikutip dari BBC, Menurut data dari Johns Hopkins University, Afrika Selatan telah mencatat lebih banyak kasus daripada negara lain di benua itu, dimana tercatat 1,8 juta infeksi yang dikonfirmasi dan hampir 60.000 kematian dilaporkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team