Dampak kerusakan akibat ledakan gudang bahan peledak di Beirut, Lebanon (ANTARA FOTO/REUTERS/Mohamed Azakir/pras)
Data terakhir yang dikumpulkan oleh CNN, korban tewas saat ini mencapai 80 orang. Sementara, 4.000 orang dilaporkan mengalami luka-luka. Jumlah korban jiwa ini masih bisa bertambah, karena hingga kini masih banyak orang yang belum ditemukan.
"Masih banyak orang yang hilang. Warga kini mendatangi ruangan gawat darurat di tiap rumah sakit untuk menanyakan keluarga mereka. Sulit mencari (korban) di malam hari karena tidak ada listrik," ungkap Menkes Hamad dan dikutip kantor berita Reuters.
Di antara banyak korban tewas, ada pula sekretaris jenderal partai politik di Lebanon, Nazar Najarian. Dia tengah berada di kantornya saat ledakan terjadi. Tetapi, ia mengembuskan napas terakhir akibat mengalami luka parah.
Selain itu, ada pula satu warga Australia yang meninggal. Hal itu disampaikan oleh PM Australia, Scott Morrison. Ia mengatakan gedung Kedutaan Australia turut mengalami kerusakan.
Sedangkan Kementerian Luar Negeri Jepang melaporkan satu warganya mengalami luka. Ada pula korban luka berasal dari pasukan gabungan penjaga perdamaian PBB yang bertugas di Lebanon (UNIFIL). Mereka merupakan personel militer yang bekerja di angkatan laut. UNIFIL mengatakan, personelnya yang terluka sudah dilarikan ke rumah sakit.
Ada pula 10 petugas pemadam kebakaran yang masih belum ditemukan di ibu kota Beirut.