Bela Xi Jinping, Rusia Peringatkan AS agar Tidak Main Api dengan China

Jakarta, IDN Times – Rusia menuduh Amerika Serikat (AS) ‘bermain dengan api’ di sekitar Taiwan. Di saat yang sama, China menegaskan komitmennya untuk merebut kembali Taiwan secara damai, namun berjanji akan mengambil langkah tegas jika ada campur tangan eksternal yang merujuk ke Washington.
Ketegangan antara Taipei dengan Beijing meningkat setelah Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, mengunjungi Taiwan pada Agustus lalu. China merespons dengan menggelar latihan militer skala besar, yang ditanggapi oleh Presiden Joe Biden untuk membela Taiwan jika China melakukan invasi.
"Mereka bermain api di sekitar Taiwan. Selain itu, mereka menjanjikan dukungan militer ke Taiwan," kata Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, pada Sabtu (24/9/2022) dikutip dari The Straits Times.
1. Rusia tegas dengan prinsip one-China policy
Beberapa minggu sebelum Rusia menginvasi Ukraina, Presiden Vladimir Putin dan Presiden Xi Jinping mendeklarasikan kemitraan ‘tanpa batas’ dan menandatangani perjanjian untuk melawan dominasi Barat.
Pekan lalu, Putin juga sempat bertemu dengan Xi Jinping.
"Kami bermaksud untuk secara tegas mematuhi prinsip Satu China (one-China policy). Kami mengutuk provokasi oleh Amerika Serikat dan satelit mereka di Selat Taiwan,” kata Putin.
Sebelum Lavrov menyampaikan kecamannya, Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan Beijing akan terus bekerja untuk reunifikasi dan memerangi seluruh kegiatan separatis menuju Taiwan yang berdaulat.
“Hanya dengan secara tegas mencegah kegiatan separatis, kita dapat membangun fondasi sejati untuk reunifikasi damai. Hanya ketika China benar-benar bersatu kembali, perdamaian abadi di Selat Taiwan dapat tercipta,” katanya.