Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Mark Rutte, pada Sabtu (18/6/2022), secara resmi meminta maaf kepada pasukan penjaga perdamaian Belanda yang pernah ditugaskan di Srebrenica pada 1995. Dia menyampaikan hal itu karena pasukan Belanda merasa kurang diakui perjuangannya.
Ratusan prajurit Belanda dengan senjata ringan saat itu bertugas melindungi ribuan pengungsi muslim Bosnia. Mereka bertugas melindungi serangan dari pasukan Serbia yang dipimpin Ratko Mladic.
Karena ketidakseimbangan jumlah pasukan dan kualitas persenjataan, pasukan Serbia membantai pengungsi muslim sekitar 8 ribu laki-laki dan anak-anak. Pengadilan kejahatan perang internasional menyebut pembantaian tersebut sebagai genosida.