Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bendera Belarus (unsplash.com/aboodi_vm)
ilustrasi bendera Belarus (unsplash.com/aboodi_vm)

Jakarta, IDN Times - Presiden Belarus Alexander Lukashenko, pada Senin (19/8/2024), mengatakan tidak akan menghalangi migran asal Timur Tengah dan Afrika untuk menuju Uni Eropa (UE). Ia menampik tuduhan Polandia bahwa negaranya mendorong migran masuk ke wilayahnya. 

Di tengah inkursi Ukraina ke Kursk Oblast, Belarus menuding drone Ukraina masuk ke negaranya. Alhasil, Minsk mengklaim sudah menerjunkan sepertiga tentaranya di perbatasan Belarus-Ukraina untuk menghindari ancaman provokasi dari Kiev. 

1. Kehadiran migran disebabkan oleh Barat

Presiden Belarus, Alexander Lukashenko saat berkunjung ke Teheran, Minggu (12/3/2023). (twitter.com/Iran_GOV)

Lukashenko menyebut masuknya migran ke negara-negara UE lewat teritori negaranya adalah akibat dari sanksi yang diterapkan kepada Belarus. 

"Mereka menolak saya karena faktanya migran datang lewat perbatasan Belarus. Anda telah menaruh pelatuk di leher saya dalam bentuk sanksi dan mereka ingin saya melindungi UE dari arus migran. Ini tidak bisa seperti itu. Biarkan mereka pergi ke mana pun mereka mau. Mereka tidak bersama kami. Ini adalah kebijakan saya," katanya, dikutip TVP World

Ia menambahkan, krisis migrasi saat ini disebabkan oleh konflik dan instabilitas di sejumlah kawasan di Timur Tengah, seperti Afghanistan. Ia menyebut instabilitas di negara-negara tersebut didorong oleh Barat. 

"Melintasi Laut Mediterania sangatlah berisiko dan banyak migran yang kehilangan nyawanya. Adanya bahaya itu, mereka mulai terbang ke Rusia dan berjalan lewat Belarus untuk menuju ke Polandia dan ke tujuan akhirnya di Jerman. Sejumlah orang menetap di Polandia, tapi tidak menetap di Belarus," sambungnya. 

2. Klaim tidak terganggu soal penutupan perbatasan Polandia-Belarus

Editorial Team

EditorBrahm

Tonton lebih seru di