Bendera Belgia. (Unsplash.com/Boudewijn Huysmans)
Dilansir Associated Press, langkah Belgia ini mendapat kritik dari organisasi hak asasi manusia, dimana Dewan Eropa yang beranggotakan 46 negara, kelompok hak asasi manusia paling penting di benua itu, mengambil inisiatif.
"Kurangnya akomodasi mempunyai konsekuensi serius terhadap hak asasi orang yang mengajukan permohonan suaka di Belgia, termasuk dari sudut pandang hak mereka atas kesehatan," kata Komisaris Hak Asasi Manusia Dewan Eropa Dunja Mijatovic.
Pada bulan Desember lalu, Mijatovic mendesak pihak berwenang Belgia untuk memberikan bantuan yang lebih baik kepada para pencari suaka setelah ratusan orang tidur di jalan-jalan Brussels dalam suhu yang sangat dingin, pemandangan yang terjadi hampir sepanjang musim dingin.
“Saya mengulangi seruan saya kepada pihak berwenang untuk menerapkan langkah-langkah cepat dan solusi jangka panjang untuk mengatasi kekurangan struktural dalam sistem suaka di Belgia dan memastikan bahwa akomodasi tersedia bagi semua orang yang mencari perlindungan internasional, termasuk pria lajang,” katanya.
“Kami pikir kami telah melihat semuanya, tapi tidak. Pemerintah Belgia tidak hanya berdiam diri dalam isu hak asasi manusia, tapi juga mengubur mereka dengan 'menangguhkan' penerimaan pencari suaka laki-laki lajang,” kata Philippe Hensmans, direktur Amnesty International Belgia.
Kegagalan dalam menyediakan tempat tinggal bagi pencari suaka membuat badan federal yang menangani pencari suaka divonis lebih dari 5 ribu kali oleh pengadilan buruh.