Dilansir dari Al Jazeera, Mehmood Ali Jan, seorang tetua suku, mengatakan bahwa meskipun sengketa tanah sering mejadi penyebab utama ketegangan, sejarah panjang konflik sektarian di wilayah tersebut memungkinkan beberapa pihak dari kedua komunitas menggunakan agama sebagai alat untuk memobilisasi.
"Ada konflik besar terkait sengketa tanah di wilayah Kurram antara berbagai suku yang telah berlangsung sejak sebelum pemisahan (anak benua India pada 1947). Setiap kali terjadi pemicu, konflik ini dengan mudah diberi sudut pandang sektarian, padahal sebenarnya tidak demikian," tambahnya.
Selama tujuh dekade terakhir, terdapat beberapa insiden kekerasan sektarian yang signifikan, namun bentrokan paling serius terjadi pada tahun 2007, ketika pertikaian antara komunitas Syiah dan Sunni berlangsung selama hampir empat tahun. Beberapa desa dibakar, dan ribuan orang terpaksa meninggalkan wilayah tersebut.
Kurram, yang pada saat itu merupakan bagian dari Wilayah Kesukuan Federal (FATA), terputus dari wilayah lain di negara tersebut. Pada 2011, militer Pakistan, dengan bantuan para tetua suku setempat, akhirnya berhasil mengakhiri pertempuran. Data pemerintah menunjukkan hampir 2 ribu orang tewas dalam bentrokan tersebut, sementara lebih dari 5 ribu lainnya terluka.