Tehran, IDN Times - Serangan militer Amerika Serikat terhadap Jenderal Qassem Soleimani di Bandara Internasional Baghdad, Irak, pada Jumat pagi (3/1) terjadi tanpa izin dari Kongres. Pemimpin Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) tersebut meninggal dunia bersama dengan komandan milisi Irak (PMF) bernama Abu Mahdi al-Muhandis.
Peristiwa ini sangat berpotensi menimbulkan perang antara kedua negara dan memperburuk kondisi di Timur Tengah. Apalagi Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif, menegaskan bahwa Amerika Serikat harus bertanggung jawab atas "aksi terorisme internasional" yang membunuh jenderal elitnya itu.