Jakarta, IDN Times - Selama dua tahun terakhir, Bethlehem terpaksa melewati musim Natal tanpa perayaan apa pun. Kota yang dipercaya sebagai tempat kelahiran Yesus itu tenggelam dalam kesunyian akibat perang di Gaza, membuat alun-alun yang biasanya penuh cahaya berubah menjadi ruang kosong tanpa keramaian.
Bagi banyak warga, ketiadaan perayaan bukan hanya hilangnya tradisi, tetapi juga hilangnya sumber pendapatan. Bethlehem hidup dari pariwisata, dan ketika pengunjung menghilang, kota pun menjadi sepi. Banyak keluarga kehilangan pekerjaan, sementara suasana duka menyelimuti komunitas yang masih memiliki kerabat di Gaza.
Tahun ini, setelah adanya jeda konflik, Bethlehem memutuskan mengembalikan perayaan Natal. Keputusan itu tidak diambil dengan mudah, tetapi banyak warga merasakan bahwa kembalinya cahaya pohon Natal adalah harapan kecil yang mereka tunggu.
