Sekitar 50 km selatan dari Seoul, sebuah kafe yang menawarkan pengalaman sex doll baru-baru ini dibuka di sebuah distrik di wilayah Yongin. Tetapi, belum ada tiga hari sejak peresmiannya pada Sabtu lalu (10/04/2021), kafe tersebut terpaksa berhenti beroperasi karena mendapatkan protes keras dari para orang tua dan penduduk setempat.
Dilansir Yonhap, protes keras tersebut dimulai dari sebuah petisi online di situs web balai kota yang meminta pihak berwenang untuk membatalkan izin beroperasi kafe karena efek negatifnya bagi kaum muda di lingkungan tersebut, terutama karena lokasinya yang cukup dekat dengan 'lalu lintas' pelajar.
"Tiga sekolah dasar (SD), dua sekolah menengah (SMP), satu sekolah menengah atas (SMA) dan 11 fasilitas pendidikan anak terletak dalam radius 500 meter dari kafe sex doll yang beroperasi di lantai dua sebuah pusat perbelanjaan di jalan utama Yongin," tulis pemohon.
Tulisan itu pun kemudian menyebar dan membuat sejumlah warga Yongin ikut melampiaskan amarahnya di berbagai situs komunitas online. Ketika petisi berhasil mengumpulkan tanda tangan dari 36.618 orang, si pemilik pun akhirnya terpaksa harus menutup toko yang ia buat dengan menghabiskan biaya sekitar 40 juta won (setara Rp521 juta), pada hari Selasa siang kemarin (13/04/2021).
Meski terpaksa menutup, si pemilik dengan tegas kembali mengatakan bahwa kafenya bukan fasiilitas ilegal dan telah menerima persetujuan badan usaha, seperti halnya toko mainan dewasa pada umumnya. Pemerintah kota pun juga mengatakan tidak ada cara untuk memberikan sanksi pada kafe sex doll tersebut karena memang itu termasuk jenis bisnis yang dapat dimulai hanya dengan melapor ke kantor pajak.