Sementara itu, militer Israel mengumumkan akan memanggil 60 ribu tentara cadangan dalam beberapa minggu mendatang sebagai bagian dari rencana menduduki Kota Gaza. Seorang juru bicara militer mengatakan tahap pertama serangan telah dimulai.
Stephane Dujarric, juru bicara Sekjen PBB Antonio Guterres, mengungkapkan keprihatinannya atas operasi militer di Kota Gaza. Menurutnya, langkah ini akan kembali memicu gelombang pengungsian massal terhadap warga yang telah berulang kali terusir sejak perang dimulai.
Keluarga para sandera Israel yang masih ditahan di Gaza juga mengecam persetujuan Kementerian Pertahanan Israel terhadap rencana merebut Kota Gaza. Mereka menuduh pemerintah mengabaikan proposal gencatan senjata yang telah disetujui Hamas, dan menyebut langkah tersebut sebagai tikaman di hati keluarga dan masyarakat Israel.
Sementara itu, Hamas mengatakan bahwa upaya militer Israel untuk merebut Kota Gaza menunjukkan bahwa Tel Aviv berencana melanjutkan perang brutal terhadap warga sipil, dengan tujuan menghancurkan kota tersebut dan mengusir penduduknya.
“Pengabaian Netanyahu terhadap proposal para mediator dan kegagalannya merespons membuktikan bahwa dialah penghalang sebenarnya bagi setiap kesepakatan. Ia tidak peduli pada nyawa (sandera Israel) dan tidak sungguh-sungguh mengupayakan kepulangan mereka,” kata kelompok Palestina tersebut.
Qatar dan Mesir mengatakan mereka masih menunggu tanggapan Israel terhadap proposal gencatan senjata, yang telah disetujui Hamas awal pekan ini. Proposal tersebut mencakup gencatan senjata selama 60 hari, pertukaran sandera Israel dengan tahanan Palestina, dan memperluas akses bantuan