Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Asap dan api membubung tinggi di atas sebuah gedung saat serangan udara Israel, di tengah gejolak perseteruan antara Israel-Palestina, di Kota Gaza, Senin (17/5/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Mohammed Salem.

Jakarta, IDN Times - Jalur Gaza di Palestina kembali membara, mulai Sabtu (7/10/2023). Kelompok pejuang Hamas secara mengejutkan menembakkan ribuan roket ke wilayah Israel. Mereka melancarkan operasi yang disebut "Badai Al-Aqsa".

Israel pun tidak tinggal diam. Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) meluncurkan "Operasi Pedang Besi" untuk membalas serangan Hamas ini. Mereka ingin menguasai kembali Jalur Gaza dan mengusir Hamas dari bumi Palestina.

Lantas, apa yang menyebabkan Hamas melancarkan serangan mendadak, yang berhasil tidak terendus oleh intelijen Israel ini?

IDN Times berkesempatan mewawancarai Duta Besar (Dubes) RI untuk Yordania dan Palestina, Ade Padmo Sarwono, mengenai serangan Hamas ini, pada minggu (8/10/2023). Berikut petikan wawancaranya:

Apa yang sebenarnya terjadi di Palestina? Apa latar belakang di balik serangan Hamas ini?

Pengunjuk rasa Palestina mengikuti unjuk rasa untuk menunjukkan solidaritas mereka ditengah pertempuran Israel-Gaza, di Kota Tua Yerusalem, Selasa (18/5/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Ammar Awad/FOC.

Sebetulnya yang dilakukan oleh Hamas ini bisa dikatakan suatu akumulasi dari tindakan aparat keamanan Israel, maupun utamanya pemukim Yahudi di Tepi Barat, yang sering merendahkan atau mengabaikan hak-hak warga Palestina.

Khususnya ketika semakin tinggi interupsi atau masuknya secara ilegal pemukim Yahudi ke Masjid Al-Aqsa dan dikawal aparat keamanan Israel. Ada juga beberapa anggota kabinet dan parlemen Israel ini menimbulkan penolakan dari warga Palestina maupun dari Yordania, karena Kompleks Al-Aqsa maupun situs suci Islam dan Kristen itu pengampunya Raja Abdullah II dari Yordania.

Ini semua akumulasi sejak awal tahun ini, bahkan dari 2022 lalu. Meningkat tahun ini yang menjadi reaksi atau frustrasi dari warga Palestina, terutama kelompok Palestina seperti Hamas, sehingga mereka marah, kecewa. Tidak ada juga tindakan nyata dari masyarakat internasional.

Ditambah lagi pemerintahan Israel saat ini sangat ultra ekstrem kanan, karena ada dua tokoh Menteri Keamanan dan Keuangan yang sangat ekstrem. Jadi ini akumulasi yang sudah lama dan juga rasa frustrasi kekecewaan, terutama dari Hamas.

Bagaimana kondisi Palestina ketika Anda terakhir mengunjungi wilayah tersebut?

Editorial Team

Tonton lebih seru di