Dilaporkan dari El Pais, insiden berdarah di Sacaba dan Senkata tengah diinvestigasi oleh para ahli yang dibentuk oleh Komisi HAM Inter-Amerika. Namun oposisi Bolivia tidak dapat diadili karena saat itu memiliki mayoritas dalam parlemen yang memutuskan jeratan melawan Áñez, di mana ia juga memiliki imunitas sebagai mantan presiden.
Akan tetapi kasus penahanan Áñez beberapa waktu lalu terkait dengan dugaan kasus sebelum inagurasinya sebagai presiden sementara. Sejumlah pengacara oposisi dan organisasi HAM internasional menyebut terdapat keanehan dalam terpilihanya Áñez sebagai orang nomor satu di Bolivia.
Pada 2019 lalu, Presiden Evo Morales mundur dari kepemimpinannya di Bolivia dan meninggalkan negaranya setelah adanya tekanan dari militer. Bahkan oposisi Carlos Mesa menuding terdapat kecurangan dalam pemilu pada Oktober 2019.
Kemudian pemerintahan Bolivia diambil alih oleh mantan juru bicara senat Jeanine Anez dan Morales menyebut ini sebagai aksi kudeta. Kemudian pada pemilu 18 Oktober 2020 lalu, capres dari Partai MAS, Luis Arce berhasil memenangkan pilpres, dilaporkan dari Sputnik News.