Menanggapi seruan Cherizier, pemimpin Senat Haiti, Joseph Lambert, turut meminta PM Henry untuk mundur dari jabatannya. Menurut Senat, Henry kurang dipercaya masyarakat.
"Ariel Henry harus mundur karena ia sudah kehilangan kepercayaan dari negara dan ia gagal memberikan hasil kinerjanya. Kami ingin membangun kembali otoritas negara dan mengembalikan keamanan di Haiti," ungkap Lambert.
"Pemerintahan sekarang tidak menggambarkan apa yang kita butuhkan saat ini, kami membutuhkan konsensus dengan semua sektor. Tidak ada satu pun yang dapat memerintah Haiti tanpa konsensus. Itu yang kami sampaikan dan ini yang akan kami tegakkan" sambung dia
Dikutip dari CNN, Kantor Pemerintahan Haiti menegaskan bahwa Henry tidak akan mundur dari jabatannya.
"Pintu kami tetap terbuka bagi siapapun yang ingin bergabung bersama kami, sehingga kami dapat menyelenggarakan pemilu yang bebas, adil dan kredibel. Pemerintahan kami ingin persatuan, bukannya politisasi."
Ariel Henry ditunjuk sebagai Perdana Menteri oleh Moïse, tapi belum resmi dilantik hingga insiden pembunuhan presiden pada Juli lalu. Ia kemudian diangkat sebagai perdana menteri menyusul krisis politik di Haiti.
Selama menjabat, Henry sudah mengalami beberapa rentetan krisis, meliputi Gempa Bumi terbesar sejak 2010 silam dan ribuan migran Haiti yang meninggalkan negaranya untuk pergi ke Amerika Serikat. Di samping itu, kasus penculikan yang dilakukan geng kriminal juga melonjak tajam.