Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi bendera Haiti. (instagram.com/lapointefoundation)

Jakarta, IDN Times - Pemimpin geng kriminal G9 di Haiti mendesak Perdana Menteri Ariel Henry untuk mundur dari jabatannya. Sebagai bentuk penolakan, G9 pada Selasa (26/10/2021) memblokir pelabuhan sehingga menyebabkan kelangkaan bahan bakar, terutama di kawasan ibu kota Port-au-Prince. 

Sebelum mencuatnya masalah ini, Haiti tengah dirundung krisis politik setelah Presiden Jovenel Moïse dibunuh oleh kelompok bersenjata. Kematian presiden itu turut memperparah ketidakstabilan di negara termiskin di benua Amerika itu. 

1. Cherizier menuding PM Henry terlibat dalam pembunuhan Moise

Permintaan dari kepala geng G9, Jimmy Cherizier alias Barbecue, disampaikan secara langsung melalui wawancara Radio Mega. Menurut pemimpin geng yang mantan anggota polisi itu, kelompoknya telah memblokir jalan di terminal Varreux, salah satu area kekuasaannya. 

"Area di bawah kekuasaan G9 sudah diblokir karena satu alasan, yakni kami ingin pengunduran diri Perdana Menteri Ariel Henry. Apabila Ariel bersedia mundur dari jabatannya pada pukul 08.00, maka pada 08.05, kami akan membuka kembali akses dan semua truk diperbolehkan untuk melintas," kata Cherizier. 

"PM Ariel Henry harus merespon demi keadilan. Ia harus merespon karena ia telah berbicara dengan Joseph Badio Felix di hari ketika Moïse dibunuh. Kami sedang menghadapi perlawanan politik. Kami adalah kelompok politik bersenjata," tambahnya. 

Ungkapan Barbecue menunjukkan bahwa geng kriminal itu memiliki pengaruh dan kekuatan politik yang semakin besar, terutama setelah tewasnya Moïse, dilansir dari Market Research Telecast

2. Pemimpin Senat juga inginkan Henry untuk mundur

Editorial Team

Tonton lebih seru di