Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Yevgeny Prigozhin (youtube.com/The Telegraph)
Yevgeny Prigozhin (youtube.com/The Telegraph)

Jakarta, IDN Times - Bos Wagner Grup, Yevgeny Prigozhin, akhirnya buka suara, setelah 24 jam sebelumnya menarik pasukannya menjauh dari ibu kota Moskow, Rusia. Dalam sebuah rekaman yang beredar di Telegram, Prigozhin menyatakan bahwa Wagner tak berniat mengkudeta Rusia.

“Kami tidak bermaksud menggulingkan pemerintahan di Moskow. Ini dilakukan untuk mencegah hancurnya perusahaan militer swasta milik Wagner,” kata Prigozhin, dikutip Al Jazeera, Selasa (27/6/2023).

Prigozhin dikabarkan kabur ke Belarusia, namun ia juga tak membeberkan posisinya berada saat ini.

1. Ogah kembali kerja sama dengan Kemenhan Rusia

Prigozhin menegaskan bahwa per 1 Juli 2023 nanti, Wagner Grup sudah tidak akan berada di medan perang untuk melawan Ukraina.

“Dewan Komandan Wagner menyampaikan informasi kepada para pejuang, tidak ada yang setuju untuk melanjutkan kerja sama kontrak dengan Kementerian Pertahanan Rusia, seperti yang diketahui banyak orang bahwa mereka kehilangan kemampuan tempur,” ujarnya.

Menurut dia, hanya sekitar satu hingga dua persen pejuang yang bersedia ditransfer ke Kemenhan Rusia.

2. Wagner muncul sebagai pedemo

Selain itu, Prigozhin menyatakan bahwa arak-arakan Wagner muncul di Rostov dan menuju Moskow bertujuan melayangkan protes ke militer Rusia.

“Kami datang sebagai pedemo untuk protes, bukan untuk menggulingkan pemerintahan Rusia,” beber Prigozhin.

Menurutnya, ada masalah di pemerintahan Rusia, terutama di kemenhan, yang harus didiskusikan.

3. Hentikan niatan serang Moskow

Prigozhin menegaskan lagi bahwa perintahnya ke pasukan Wagner untuk menghentikan perjalanan memasuki Moskow. Menurut dia, protes yang dilayangkan sudah cukup.

“Kami berhenti pada saat detasemen penyerangan pertama, 200 kilometer dari Moskow. Kami merasa bahwa mendemonstrasikan apa yang kami sampaikan sudah cukup,” ujarnya.

Prigozhin menambahkan, Wagner juga tidak ingin terjadi pertumpahan darah di Rusia serta Wagner telah ditawari kerja sama dari Belarusia.

Editorial Team