Jakarta, IDN Times - Indonesia bukan lagi negara terbesar yang meneken kontrak kesepakatan pembelian vaksin corona dengan perusahaan farmasi Tiongkok, Sinovac Biotech. Pada 30 September 2020 lalu, Brasil sudah menandatangani kesepakatan untuk membeli 46 juta dosis vaksin COVID-19.
Stasiun berita Channel News Asia awal Oktober lalu melaporkan, Brasil kini juga sedang melakukan uji klinis tahap ketiga vaksin buatan Sinovac. Di Sao Paulo, uji klinis dilakukan oleh Institut Butantan, pusat riset medis kenamaan di Brasil. Dokumen yang ditandatangani itu merupakan formalitas dari sebagian pembelian vaksin COVID-19.
Sinovac menjanjikan bisa mengirimkan hingga 60 juta pasokan vaksin COVID-19 ke Brasil hingga akhir Februari 2021. Menurut Gubernur Sao Paulo, João Doria, Sinovac juga sudah menyampaikan kesepakatannya secara verbal mengenai sisa pembelian 14 juta dosis vaksin.
Doria berharap bisa memulai proses imunisasi massal terhadap warganya pada Desember 2020. Sedangkan Direktur Sinovac Biotech di wilayah Amerika Latin, Xing Han, mengatakan hasil uji klinis mereka diharapkan akan rampung dalam dua bulan ke depan.
Sedangkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan didampingi Menteri BUMN, Erick Thohir turut menghadiri kesepakatan yang dilakukan oleh Sinovac dengan PT Bio Farma pada Agustus 2020 lalu. Retno mengatakan Indonesia sudah memiliki jaminan vaksin COVID-19 dari Sinovac Biotech sebanyak 40 juta.
"Ada dua dokumen yang ditandatangani antara Sinovac dan Bio Farma. Pertama adalah Preliminary Agreement of Purchase and Supply of Bulk Product of COVID-19 Vaccine, yang menyepakati komitmen ketersediaan supply bulk vaksin hingga 40 juta dosis vaksin mulai November 2020 hingga Maret 2021," tutur Menlu perempuan pertama di Indonesia itu.
Negara mana lagi yang ikut terlibat dalam uji klinis vaksin COVID-19 buatan Sinovac?