Bukannya menyampaikan bela sungkawa, Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump justru mengeluarkan pernyataan kontroversial usai kematian mantan Presiden Kuba, Fidel Castro. Dia menyebut Castro sebagai diktator yang brutal. Dikutip dari Washington Post Senin (28/11), Trump mengatakan bahwa kematian Castro akan memunculkan harapan baru bagi hubungan Amerika dengan Kuba.
Seperti diketahui, Castro menghembuskan nafas terakhir pada Minggu (26/11) lalu. Ikon revolusi Kuba ini meninggal di usia 90 tahun. Di bawah kempimpinan Castro, hubungan antara Amerika Serikat dan Kuba memang terputus. Perselisihan kedua negara bermula pada 1959 saat Kuba mengesahkan Undang-undang Reformasi Agraria. Salah satu isinya adalah membolehkan pemerintah melakukan nasionalisasi aset-aset perusahaan asing termasuk yang berasal dari Amerika Serikat.