Mulai bergeraknya negara-negara di Eropa menuju pemerintahan sayap kanan yang ekstrim membuat kebijakan international dan regional (UE) menjadi masalah besar untuk diiplementasikan.
Dilansir dari The Epoch Times, kebijakan The Global Compact for Safe, Orderly and Regular Migration (GCM) yang rencananya akan ditandatangani bulan Desember 2018 mengalami masalah ketika Hungaria sebagai negara pertama yang awalnya menyetujui, diikuti Austria dan kemudian Kroasia meninggalkan pakta migrasi dari PBB tersebut.
Kurangnya kepercayaan dan ingin menjaga integritas nasional, menjadi alasan utama mengapa negara-negara tersebut meninggalkan kebijakan itu. Mengetahui sudah ada 3 negara Uni Eropa yang meninggalkan pakta GCM, negara lain seperti Bulgaria, Republik Ceko, dan Polandia juga memberi sinyal untuk meninggalkan dan tidak menandatangani pakta GCM PBB.
Sedangkan Amerika Serikat menjadi negara pelopor yang tidak menyetujui pakta GCM PBB sejak kebijakan ini dibawa ke ranah PBB pada bulan Juni 2018.