Ilustrasi demonstrasi di Sri Lanka (Unsplash/Akhere Unuabona)
Sejak dikeluarkannya kebijakan kenaikan harga bahan bakar dan juga minimnya ketersediaan di Sri Lanka, warga mulai mengantre berhari-hari di SPBU untuk mendapatkan bahan bakar.
Demonstrasi mulai bermunculan di Kolombo dan menuntut Presiden Gotabaya Rajapaksa untuk turun dari jabatannya akibat krisis ini. Militer kemudian dikerahkan oleh pemerintah untuk mengamankan kerusahan yang terjadi dan menjaga SPBU dari kerusuhan.
Militer kemudian mengalami bentrokan beberapa kali dengan warga akibat kerusuhan yang terjadi di SPBU.
"Kelompok yang terdiri dari 20 hingga 30 orang melempari batu dan merusak truk militer," kata juru bicara militer Nilantha Premaratne kepada AFP.
Wijesekera menyatakan, pengerahan militer oleh pemerintah selain untuk mengamankan kerusuhan, juga bertujuan untuk mengeluarkan token kepada warga yang menunggu berhari-hari di SPBU.