Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bendera AS(unsplash.com/Cristina Glebova)

Jakarta, IDN Times - Penembakan massal yang terjadi di California secara berturut-turut dalam kurun waktu kurang dari 1 bulan telah menewaskan sedikitnya 18 orang. Hal ini terjadi saat Amerika Serikat (AS) kembali bergulat dengan keganasan kekerasan senjata di negara itu meningkat.

Kasus terbaru terjadi di kota Yakima, di mana serangan secara acak telah membunuh tiga orang tak bersalah di kota tersebut.

Melansir voanews, buntut dari kekerasan senjata di AS dalam akhir-akhir ini, membuat Presiden Joe Biden memberikan dukungannya atas langkah-langkah untuk pengendalian senjata. Itu termasuk mendesak kongres untuk mengesahkan undang-undang yang melarang senjata serbu.

1. Senator AS perkenalkan undang-undang tentang batasan usia minimun untuk membeli senjata serbu

Pada Senin (23/1/2023), Senator AS, Diane Feinstein bersama dengan dua senator lainnya, yakni Richard Blumenthal dan Chris Murphy, telah memperkenalkan undang-undang tentang larangan senjata serbu federal, serta undang-undang tentang batasan usia minimum untuk membeli senjata serbu.

Sebelumnya larangan senjata serbu sudah ada, namun larangan itu telah berakhir pada 2004.

“Arus penembakan massal yang terus-menerus memiliki satu benang merah: mereka hampir semuanya melibatkan senjata serbu. Itu karena senjata ini dirancang untuk membunuh sebanyak mungkin orang secepat mungkin,” kata Feinstein. 

"Sudah saatnya kita menghadapi lobi senjata dan menyingkirkan senjata perang ini dari jalan-jalan kita atau, paling tidak, menjauhkannya dari tangan kaum muda", tambah Feinstein, kutip VOA News.

2. Warga AS setuju dengan aturan RUU larangan  penggunaan senjata serbu

Editorial Team

Tonton lebih seru di