ilustrasi depresi (pexels.com/Pixabay)
Menurut Kim Jae-woo, profesor sosiologi di Universitas Nasional Cheonbuk, meningkatnya kesenjangan dan rasa tidak berdaya termasuk beberapa faktor yang berkontribusi pada tingginya kasus bunuh.
“Terlepas dari Covid-19, kesenjangan semakin dalam di masyarakat Korea. Rasa kekurangan, kecemasan akan masa depan, stres dan depresi berasal dari masalah ini," kata Kim, dikutip Korea JoongAng Daily.
Ia juga mengungkapkan bahwa tingginya prevalensi depresi di Korea merupakan masalah struktural.
“Kaum muda Korea paling dirugikan oleh pasar tenaga kerja karena berkurangnya lapangan kerja baru dan meningkatnya PHK serta lapangan kerja sementara. Kesulitan ekonomi seperti utang semakin memburuk.”
Untuk mencegah bunuh diri, Kim mengatakan bahwa pemerintah harus membuat perubahan kebijakan dan intervensi yang lebih mendasar.
“Pemerintah tidak hanya perlu meningkatkan jumlah lapangan kerja, namun juga meningkatkan kualitas kesempatan kerja. Selain itu, diperlukan pula bantuan dalam aspek perumahan, kesejahteraan, dan sosial budaya. Kebijakan juga harus dikategorikan agar sesuai dengan kebutuhan spesifik berbagai jenis generasi muda Korea, seperti mereka yang hidup sendiri," ujarnya.
Mari bersama cegah perilaku bunuh diri.
Bunuh diri merupakan masalah kesehatan jiwa serius yang sering diabaikan masyarakat. Jika kamu membutuhkan pertolongan atau mengenal seseorang yang membutuhkan bantuan, kamu bisa menghubungi layanan konseling pencegahan bunuh diri, di nomor telepon gawat darurat (emergency) hotline (021) 500–454 atau 119, bebas pulsa.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, saat ini sudah terdapat lebih dari 3.000 Puskesmas yang memiliki layanan kesehatan jiwa. Kamu bisa menghubungi atau langsung mendatangi Puskesmas terdekat untuk mengetahui apakah mereka melayani kesehatan jiwa. Bagi pemegang BPJS, konsultasi kejiwaan di Puskesmas tidak dikenakan biaya alias gratis. Jika belum memiliki BPJS, kamu tetap bisa berkonsultasi dengan biaya administrasi sebesar Rp5.000.
Selain itu, Kemenkes RI juga menyiapkan 5 RS jiwa rujukan yang dilengkapi dengan layanan konseling kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri. RS jiwa tersebut ialah:
- RSJ Amino Gondohutomo Semarang, nomor telepon (024) 6722565
- RSJ Marzoeki Mahdi Bogor, nomor telepon (0251) 8324024, 8324025, 8320467
- RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta, nomor telepon (021) 5682841
- RSJ Prof Dr Soerojo Magelang, nomor telepon (0293) 363601
- RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang, nomor telepon (0341) 423444
NGO Indonesia pencegahan bunuh diri:
- Jangan Bunuh diritelp: (021) 9696 9293email: janganbunuhdiri@yahoo.com
- Organisasi INTO THE LIGHT message via page FB: Into The Light Indonesia (@IntoTheLightID)direct message via Twitter: @IntoTheLightID
- Kementerian Kesehatan Indonesia telp: (021) 500454