ilustrasi (Unsplash.com/Jeremy Bezanger)
Prancis menempatkan sekitar 400 pasukan khususnya di Burkina Faso. Jumlah tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan jumlah tentara Prancis lain yang ditempatkan di beberapa negara Arika Barat untuk membantu melawan pemberontak militan.
Hubungan Prancis dengan beberapa negara Afrika Barat telah memburuk. Di Mali, tahun lalu Prancis telah menarik pasukannya seiring dengan hubungan tegang kedua negara.
Di sisi lain, baik Mali atau Burkina Faso kini mengalihkan sandaran bukan kepada Barat melainkan kepada Rusia. Dalam kunjungan ke Moskow pekan lalu, Perdana Menteri Burkinabe Apollinaire Kyelem de Tembela mengatakan, Rusia adalah negara mitra yang masuk akal dalam dinamika saat ini.
Dilansir VOA News, Presiden Macron menuduh Rusia sebagai pengaruh predator di negara-negara Afrika yang bermasalah. Ini juga terkait pengaruh Prancis sendiri yang mulai memudar di negara bekas jajahannya.
Ouagadougou sejauh ini tidak membenarkan atau membantah laporan yang menyebutkan bahwa mereka telah memutuskan untuk mempekerjakan kelompok tentara bayaran swasta Wagner Group dari Rusia.