Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Burkina Faso, Kapten Ibrahim Traore. (twitter.com/presidencebf)
Presiden Burkina Faso, Kapten Ibrahim Traore. (twitter.com/presidencebf)

Jakarta, IDN Times - Presiden militer Burkina Faso Ibrahim Traore, pada Rabu (2/10/2024), memperingatkan warganya untuk tidak mengkhianati negaranya. Ia pun menetapkan pengkhianatan terhadap negara termasuk salah satu kejahatan paling buruk di negaranya. 

Pekan lalu, Burkina Faso mengklaim berhasil mengungkap rencana kudeta terhadap pemerintahan militer di negaranya. Terduga pelaku diketahui merupakan tokoh asal Burkina Faso yang menetap di negara tetangga, seperti Pantai Gading, Ghana, dan Nigeria. 

1. Mendorong warga tingkatkan patriotisme

Traore meminta seluruh rakyat Burkina Faso untuk menunjukkan rasa kepemilikan terhadap Tanah Air. Ia pun mendorong warga menunjukkan kecintaannya terhadap negara lewat aksi nyata. 

"Jangan jadi pengkhianat. Semua warga Burkina Faso harus hati-hati dan berkomitmen dalam meringkus pengkhianat dari aksinya. Mari kita menjaga negara ini dari pengkhianat. Maka, jangan pernah melupakan patriotisme," tuturnya. 

Melansir The Point, Traore juga mengumumkan rencana untuk mewajibkan setiap hakim dan jurnalis yang menentang dan mengkritisi pemerintahan militer di Burkina Faso untuk mengikuti wajib militer selama 2 tahun. 

2. Tingkatkan anggaran keamanan menjadi Rp3,3 triliun

Tentara Burkina Faso. (facebook.com/emgabf)

Pada hari yang sama, Menteri Ekonomi Burkina Faso Aboubakar Nacanabo mengumumkan alokasi anggaran untuk program perlawanan terhadap kudeta mencapai lebih dari 219 juta dolar AS (Rp3,3 triliun) untuk .

"Jumlah dana yang terkumpul dalam Pendanaan Dukungan Patriotik (FSP) dari segala sumber pada 22 September 2024 sudah lebih dari 219 juta dolar AS. Hasil ini sudah melampaui target pengembalian yang ditetapkan sebesar 169,4 juta dolar AS (Rp2,5 triliun)," terangnya, dikutip APA News.

Ia menambahkan, jumlah dana tersebut akan memberikan pendanaan kepada Relawan Pertahanan Tanah Air (VPDs) dan pembelian peralatan tempur untuk mempertahankan negara. 

"Tren positif terkumpulnya anggaran ini sangatlah baik dan akan memperbaiki instrumen beserta memperkuat motivasi dalam melanjutkan pembebasan Burkina Faso lewat mobilisasi dan komitmen dari anak-anak kami," sambungnya. 

3. Klaim rakyat Sahel menderita imbas intervensi asing

Pada Senin (30/9/2024), Menteri Luar Negeri Burkina Faso Karamoko Jean Marie Traore mengatakan dalam Majelis Umum PBB, bahwa negaranya masih menghadapi perlawanan dari kelompok teroris dan mengklaim berhasil membebaskan sejumlah area. 

"Berkat kerja keras dan profesionalisme dari aparat keamanan Burkina Faso akhirnya kami mampu mencapai kesuksesan. Pasukan kami terus menjalani pelatihan militer dan menjamin profesionalisme untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM)," ungkapnya, dilansir Africa News

Ia menambahkan, negaranya akan melindungi rakyat di kawasan Sahel yang terdampak krisis kemanusiaan imbas aksi terorisme melalui aliansi pertahanan, Alliance of Sahel (AES) bersama dengan Mali dan Niger,. 

Traore juga mengecam dukungan dan pendanaan asing terhadap aksi terorisme di Sahel. Ia pun masih menunggu hasil gugatan ketiga negara tersebut di PBB soal keterlibatan intelijen Ukraina dalam membantu teroris di Mali. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorBrahm