ilustrasi (Unsplash.com/CDC)
Wabah MPOX telah melonjak sebesar 160 persen tahun lalu. Pejabat kesehatan Afrika memperingatkan risiko penyebaran lebih lanjut yang sangat tinggi, mengingat kurangnya pengobatan atau vaksin.
Dilansir Associated Press, CDC mengatakan lebih dari 14 ribu kasus telah dilaporkan, lebih dari 96 persen kasus dan kematian terjadi di Kongo.
Mereka juga mengatakan, angka kematian akibat penyakit tersebut sekitar 3 persen lebih tinggi di benua Afrika dibanding negara-negara lain di dunia. Selama darurat MPOX global pada 2022, kurang dari 1 persen orang yang terinfeksi meninggal.
Lembaga amal Doctor Without Borders (MSF) mengkhawatirkan meluasnya infeksi virus tersebut. Mereka juga mencatat, virus telah menyebar di kamp-kamp pengungsi di Kivu Utara, Kongo.
"Ada risiko ledakan yang nyata, mengingat besarnya perpindahan penduduk yang masuk dan keluar. Kami hanya bisa memohon agar vaksin tiba di negara ini secepat mungkin sehingga kami dapat melindungi masyarakat di wilayah yang paling terkena dampak," ," kata Louis Massing, direktur MSF di Kongo.