Jakarta, IDN Times - Malaysia mencatat sejarah baru dalam diplomasi Asia Tenggara dengan menjadi saksi penandatanganan Perjanjian Damai Kuala Lumpur antara Thailand dan Kamboja. Kesepakatan bersejarah ini turut disaksikan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul, dan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet.
Dalam pernyataannya, Anwar menyebut, momen ini sebagai keberhasilan besar diplomasi ASEAN dalam menumbuhkan perdamaian dan stabilitas di kawasan. “Alhamdulillah, momen ini menandai keberhasilan diplomasi ASEAN dalam menumbuhkan keamanan dan stabilitas regional,” ujar Anwar, melalui akun Instagram resminya, Minggu (26/10/2025).
Perjanjian ini merupakan kelanjutan dari gencatan senjata yang disepakati pada 28 Juli 2025 di Putrajaya. Dengan penandatanganan ini, Thailand dan Kamboja resmi berkomitmen untuk mengakhiri ketegangan dan membangun hubungan damai yang lebih berkelanjutan.
Langkah ini juga memperkuat posisi Malaysia sebagai fasilitator dialog dan penjaga perdamaian di kawasan. Anwar menilai kesepakatan ini mencerminkan keberhasilan ASEAN menjaga solidaritas di tengah tantangan geopolitik yang semakin kompleks.
Upacara penandatanganan digelar di Kuala Lumpur Convention Centre, dan disaksikan para pemimpin ASEAN serta mitra strategis dunia. Momen bersejarah terjadi saat kedua pemimpin, Anutin dan Hun Manet, berjabat tangan di hadapan para tamu dan delegasi internasional.
