Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Raja Malaysia Sultan Abdullah Ahmad Shah ketika gelar rapat dengan Perdana Menteri (www.thestar.com.my)

Jakarta, IDN Times - Raja Malaysia, Sultan Abdullah Ahmad Shah pada Rabu (18/11/2020) mengumumkan kondisi darurat agar bisa menunda pemilu di daerah konstituen federal Batu Sapi, Sabah. Hal itu untuk mencegah munculnya gelombang keempat COVID-19 di Negeri Jiran. 

Harian New Straits Times Malaysia pada hari ini melaporkan semula pemilu khusus untuk memilih pengganti anggota DPR yang meninggal, akan digelar pada 5 Desember 2020. Pengawas rumah tangga kerajaan, Ahmad Fadil Shamsuddin, mengatakan Raja memutuskan untuk menunda hingga waktu yang belum ditentukan karena tak ingin adanya kenaikan pandemik usai pesta demokrasi itu digelar. 

Dengan adanya pengumuman situasi darurat di Batu Sapi, Sabah, maka semua proses untuk penyelengaraan pemilu khusus dihentikan sementara waktu. Tanggal baru penyelenggaraan pemilu di Batu Sapi akan diumumkan lagi nanti. 

"Al Sultan Abdullah sangat khawatir dengan keselamatan warga menyusul kenaikan angka kasus COVID-19 yang tiba-tiba dan juga ditemukan beberapa kluster baru di negara bagian Sabah usai digelar pemilu kemarin," kata Ahmad. 

Keputusan pemberlakuan kondisi darurat diambil usai belajar dari munculnya gelombang ketiga pandemik di negara bagian Sabah. Situasi ini bertolak belakang dengan yang terjadi di Indonesia, di mana pilkada tetap digelar pada 9 Desember 2020. 

Mengapa warga di Batu Sapi tak menggunakan proses pemungutan suara melalui surat?

1. KPU Malaysia sebut ada 16 ribu warga yang tak punya alamat jelas sehingga menyulitkan pemungutan suara melalui surat

Menara Petronas, Kuala Lumpur, Malaysia (IDN Times/Santi Dewi)

Laman The Star Malaysia melaporkan ada 32.962 warga di Batu Sapi yang tercatat punya hak pilih. Sebanyak 3.170 warga di antaranya bermukim di luar area konstituen itu seperti Sarawak dan Malaysia bagian barat. 

KPU Malaysia memperkirakan ada 16 ribu warga yang tak memiliki alamat yang jelas sehingga menyulitkan bila pemungutan suara melalui surat. Raja di Negeri Jiran juga mendorong warga agar selalu waspada dan membantu pemerintah untuk mengendalikan pandemik COVID-19. 

"Yang Mulia juga menyerukan semua warganya untuk bersatu melawan pandemik," ungkap pengawas rumah tangga kerajaan, Ahmad Fadil Shamsuddin. 

Berdasarkan data dari World O Data pada hari ini, Malaysia mencatat 50.390 warga yang telah terpapar COVID-19. Sebanyak 322 pasien meninggal dunia dan 37.254 orang berhasil sembuh. 

2. Pemilu khusus di Batu Sapi dilakukan karena ada anggota DPR yang meninggal

Ilustrasi jenazah (IDN Times/Mardya Shakti)

Kursi parlemen dari daerah Batu Sapi kosong usai anggota DPR sebelumnya, Liew Vui Keong, meninggal 2 Oktober 2020 lalu akibat infeksi pada paru-paru. Mantan menteri yang pernah bertugas di kantor PM itu sempat dilarikan ke Jesselton Medical Centre. Ia sempat dipindahkan ke Gleneagles Hospital karena fasilitas medis di sana lebih lengkap. Namun, kondisi kesehatannya terus memburuk. 

Parti Cinta Sabah mengaku tidak akan ikut mengirimkan kandidat dalam pemilu mendatang. Begitu pula koalisi Barisan Nasional. 

3. Malaysia sempat hadapi gelombang 3 pandemik usai menggelar pemilu di negara bagian Sabah

Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Malaysia terlihat tak mau kecolongan mengalami gelombang baru COVID-19. Gelombang ketiga terjadi usai pemerintah tetap menggelar pemilu di negara bagian Sabah pada akhir September 2020 lalu. 

Harian Singapura, The Straits Times, 29 September 2020 melaporkan, berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Malaysia ada 150 kasus COVID-19 baru yang ditemukan pada 27 September 2020. 

Sementara Malay Mail melaporkan, pemilu negara bagian itu diikuti oleh 447 kandidat yang memperebutkan 73 kursi. 

Namun, pemilu itu pada akhirnya tidak bisa diikuti oleh politikus yang dinyatakan positif COVID-19. Banyaknya kandidat yang absen karena Sabah sempat menjadi episentrum pandemik virus corona di Malaysia. 

Editorial Team