Jakarta, IDN Times - Kabar penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian Gaza di Sharm el-Sheikh datang mendadak. Dunia internasional baru mengetahuinya ketika mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan lewat media sosial pribadinya, Truth Social, dengan menjadi co-host acara tersebut.
Kehadiran Presiden RI Prabowo Subianto di KTT tersebut juga terkesan mendadak. Tiba-tiba saja, Presiden Prabowo harus melakukan perjalanan ke Mesir. Duta Besar Republik Indonesia untuk Mesir, Luthfi Rauf, mengakui jika pemberitahuan resmi soal KTT baru diterima pada 11 Oktober 2025, atau sehari sebelum keberangkatan.
"Semua undangan baru dikirim sekitar Sabtu atau Minggu. Tapi ini hal yang sangat penting," ujarnya dalam program Ambassador Talk IDN Times di Jakarta, Senin (20/10/2025).
Menurut Luthfi, kehadiran Indonesia dalam forum tersebut bukan sekadar diplomasi formal, tetapi juga bagian dari komitmen kemanusiaan. Dia menegaskan, posisi Indonesia tidak pernah berubah, selalu mendukung kemerdekaan Palestina.
"Kita bicara mengenai perang dan penderitaan rakyat Palestina. Tujuannya jelas, menghentikan kekerasan dan memastikan bantuan kemanusiaan bisa masuk. Kebijakan kita konsisten, sesuai konstitusi yaitu mendukung kemerdekaan Palestina. Presiden Prabowo menunjukkan komitmen itu dengan hadir, meski undangannya datang mendadak," kata Luthfi.
Bagi Luthfi, keikutsertaan Indonesia di KTT Gaza merupakan bentuk nyata kepemimpinan moral di tengah situasi global yang semakin kompleks. Secara pribadi, dia juga merasa keterlibatannya dalam mempersiapkan kehadiran Indonesia di KTT Gaza sebagai pengalaman yang berkesan menjelang akhir masa jabatannya.
"Ini bukan hanya soal politik luar negeri, tapi soal kemanusiaan. Presiden hadir membawa pesan solidaritas. Bagi kami, ini tugas dan kehormatan. Kami memfasilitasi sepenuhnya agar misi pemerintah berjalan maksimal," kata Luthfi.