Dari Afrika Tengah hingga Afrika Barat, dari N'Djamena di Chad sampai Dakar di Senegal, curah hujan telah turun di atas normal dalam satu bulan terakhir. Banyak wilayah di daerah tersebut terendam air.
Chad merupakan salah satu yang paling menderita. Laman resmi PBB mencatat, banjir tersebut berdampak kepada lebih dari 340 ribu orang yang tinggal di 55 ribu rumah tangga.
Akhir Agustus, OCHA melaporkan sungai-sungai telah meluap dan menghancurkan ratusan rumah serta 2.700 hektare tanaman dan lahan pertanian. Hujan selama 1 bulan terakhir mengancam ketahanan pangan dan mata pencaharian.
Kepala Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) di Chad, Anne Kathrin Schaefer, mengatakan situasi kemanusiaan telah mencapai titik kritis.
Saat hujan terus berlanjut, banyak orang yang mengungsi namun semua lembaga kemanusiaan sudah kehabisan stok darurat untuk membantu orang-orang.
Pemerintah Chad dan lembaga kemanusiaan menyerukan bantuan 5,2 juta dolar atau Rp77,4 miliar untuk bantuan tempat berlindung, kebutuhan dasar, dan perlindungan para pengungsi.