Imigran Venezuela yang melintasi perbatasan Chile-Bolivia. instagram.com/maurojjack8/
Keputusan untuk tetap mendeportasi imigran ini tetap akan dilakukan mengingat tingginya angka imigran gelap yang masuk secara ilegal dari perbatasan Bolivia. Sejak tujuh bulan terakhir, tercatat sudah ada 23.673 imigran yang melintasi perbatasan ke Chile, dibanding tahun lalu yang hanya 7 ribu imigran.
Dilaporkan dari The Rio Times, Mendagri Rodrigo Delgado menambahkan, "Saat ini Chile menjadi destinasi yang atraktif bagi imigran lantaran situasi kesehatan yang kian membaik, tingginya angka vaksinasi COVID-19, situasi ekonomi, di mana kebutuhan pekerja cukup tinggi dan mereka tidak mendapatkan pekerjaan di negara lainnya."
"Dengan ini, saya ingin menjelaskan lebih lanjut, jika sesuai ulasan statistik menunjukkan kita dapat mendeportasi, kami bekerja dengan baik untuk mengurangi arus migrasi di perbatasan Colchane. Sayangnya, ketika kami harus berhenti mengusir, maka angka kejahatan akan meningkat" pungkasnya.
Pada Februari lalu, kota perbatasan Colchane di utara Chile pernah mengalami krisis lantaran tingginya imigran yang masuk dari Bolivia. Kondisi iklim di perbatasan Bolivia-Chile yang ekstrem berupa pegunungan dan gurun mengakibatkan tewasnya 11 orang imigran.