Melansir Al Jazeera, Departemen Luar Negeri AS belum menanggapi terkait rencana Pelosi. Sementara, Kementerian Luar Negeri Taiwan mengaku belum menerima informasi yang relevan terkait kunjungan tersebut.
Wakil kepala staf Pelosi, Drew Hammill, mengatakan "kami tidak mengonfirmasi atau menolak perjalanan internasional sebelumnya karena protokol keamanan yang sudah berlangsung lama."
Kunjungan dari Ketua DPR itu sempat ditunda pada April lalu, setelah dirinya dinyatakan positif COVID-19. Saat itu, China mengatakan bahwa rencana semacam itu akan sangat mempengaruhi hubunganya dengan AS.
Pelosi, seorang kritikus senior atas segala kebijakan China, mengadakan pertemuan daring dengan Wakil Presiden Taiwan William Lai pada Januari, saat perwakilan Taipei menyelesaikan kunjungan ke AS dan Honduras.
Dalam laporan Financial Times, White House telah menyatakan keprihatinan atas kunjungan Pelosi. Kondisi saat ini menunjukan, terdapat perpecahan dalam pemerintahan Demokrat AS mengenai “apakah pelosi harus mengunjungi Taiwan”.
Beberapa pejabat percaya, kunjungan ke Taiwan sah-sah saja apabila dilakukan pada April lalu, mengingat kondisi waktu itu bertepatan dengan dimulainya invasi Rusia ke Ukraina.
Seorang Juru bicara Dewan Keamanan nasional AS mengatakan, pihaknya tidak akan berkomentar mengenai perjalanan yang belum diumumkan oleh pimpinannya. Namun, Dewan keamanan tetap berkomitmen pada One China policy.